Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berhasil parkir di zona hijau pada perdagangan akhir pekan Jumat (02/08/2024).
Rupee menguat 0,23 persen atau 37 poin menjadi Rp 16.200 per dolar AS, menurut Bloomberg. Sementara itu, indeks dolar AS terlihat melemah 0,20% menjadi 104,21 poin.
Beberapa mata uang Asia lainnya yang menguat terhadap dolar AS antara lain yen Jepang menguat 0,27%, dolar Hong Kong menguat 0,04%, dolar Singapura menguat 0,26%, yuan China menguat 0,40%, dan ringgit Malaysia menguat 1,47%.
Ibrahim Assuaibi, direktur laba Forexindo Berjangka, mengatakan lemahnya data PMI dan pasar tenaga kerja AS menimbulkan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dan penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan September, yang mungkin sudah terlambat bagi perekonomian untuk melakukan soft landing. .
“Data yang lemah juga terjadi setelah Federal Reserve mengumumkan potensi penurunan suku bunga pada bulan September, sehingga pasar hampir seluruhnya mengharapkan penurunan sebesar 25 basis poin pada bulan ini,” ujarnya, Jumat (2/8).
The Fed dikabarkan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 5,25%-5,5% pada rapat FOMC Rabu (31/07/2024) waktu setempat, namun membuka kemungkinan pemotongan biaya pinjaman segera setelah rapat berikutnya pada September 2024. . .
Menurut Ibrahim, pasar saat ini fokus pada data non-farm payrolls yang akan datang sebagai sinyal tambahan terhadap perekonomian AS. Penurunan pasar tenaga kerja semakin meningkatkan prospek penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
Selain itu, menurutnya, pasar juga mencermati perkembangan ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang semakin memanas, serta keputusan Bank of Japan (BoJ) yang menaikkan suku bunga. tarif dalam setahun. 15 basis poin dan mengatakan pihaknya berencana menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, berdasarkan sentimen dalam negeri, kondisi deflasi atau turunnya harga komoditas selama 3 bulan berturut-turut tidak bisa disimpulkan dari turunnya daya beli masyarakat pada pertengahan tahun ini.
Deflasi Juli 2024 disebabkan oleh anjloknya harga pangan mulai dari bawang merah hingga daging ayam ras karena pasokan pasar tidak mencukupi. Berdasarkan hukum permintaan dan penawaran, apabila pasokan melimpah dan permintaan konstan, maka harga akan turun.
Namun rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif pada perdagangan Senin pekan depan, namun ditutup menguat pada kisaran Rp 16.160 hingga Rp 16.230, jelasnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel