Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah menjadi Rp 16.416 pada Jumat (28/6/2024). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 10,50 poin atau 0,06% menjadi Rp 16.416. Indeks dolar AS menguat 0,16 persen dan mencapai 106,07. 

Sementara itu, mata uang lainnya di Asia dibuka bervariasi. Won Korea misalnya menguat 0,02 persen, yuan China 0,02 persen, dan rupee India 0,14 persen. Di sisi lain, yen Jepang dan baht Thailand melemah masing-masing 0,17% dan 0,12%. 

Manajer Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah akan berfluktuasi namun melemah antara Rp 16.390 hingga Rp 16.450 hari ini.

Ada banyak emosi yang mempengaruhi nilai tukar rupee. Selain itu, biaya dipengaruhi oleh sensitivitas terhadap data harga PCE yang akan dipublikasikan. Angka ini merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, dan diharapkan menjadi bagian dalam menentukan sikap bank sentral terhadap suku bunga. 

“Data PCE diperkirakan menunjukkan bahwa inflasi mereda pada bulan Mei, namun tetap berada di atas tingkat tahunan The Fed sebesar 2%. Kerusakan pada inflasi memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunganya lebih lama,” katanya.

Sementara dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan, dalam menghadapi ketidakpastian, investor diingatkan agar pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan otoritas lainnya berhati-hati dalam memantau nilai tukar rupiah. 

“Apapun situasi ini, pemerintah dan otoritas keuangan tidak boleh membiarkan nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.500 karena situasi ini sangat penting untuk terus mengumpulkan sentimen negatif dari para pelaku pasar keuangan yang keluar.” kata Ibrahim. 

Ia juga mengatakan, terdapat data perekonomian dalam negeri yang mempengaruhi sentimen pasar, antara lain defisit saat ini yang meningkat dari $1,1 miliar menjadi $2,2 miliar pada kuartal pertama tahun 2024. 

Selain itu, Informasi Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Indonesia turun menjadi 52,1 pada Mei 2024 dari 52,9, sedangkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia turun menjadi 125,2 dari 127,7 pada Mei 2024.

Faktor lainnya adalah meningkatnya kepemilikan investor pada instrumen lain seperti SBN, SBSN, dan SRBI, penurunan peringkat saham Indonesia yang dilakukan Morgan Stanley, dan nilai tukar beberapa saham.

Lantas berapa nilai Dolar AS di BCA, BRI, Bank Mandiri, dan BNI hari ini Jumat (28/6/2024)? Harga Beli dan Jual Dolar AS di BCA Hari Ini 

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menetapkan harga penawaran Rp 16.378 dan Rp 16.398 untuk dolar AS pada pukul 10.33 WIB sesuai e-rate.

Berdasarkan data bank, BCA pada pukul 08.06 WIB menawar harga Rp 16.265 per dolar AS dan harga jual Rp 16.565 per dolar AS.

Transfer            Beli (Rp)    Beli (Rp)

Loket TT 16.265 16.565

Diperkirakan       16.378       16.398

Uang Kertas 16.265 16.565

Jual Beli Harga Dolar AS di BRI Hari Ini

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Menetapkan harga bid dan ask e-rate pada pukul 10.23 WIB sebesar Rp 16.380 dan Rp 16.405 untuk dolar AS.

BRI kemudian mematok harga jual TT sebesar Rp 16.320 per dolar AS dan Rp 16.470 per dolar AS.

Transfer              Beli (Rp)    Beli (Rp)

Loket TT 16.320 16.470

Diperkirakan 16.380 16.405

Jual Beli Harga Dolar AS di Bank Mandiri Hari Ini

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) pada pukul 09.02 WIB mematok harga dolar AS pada 16.400, Rp 16.420 sesuai e-rate.

Bank Mandiri kemudian mengajukan penawaran sebesar Rp 16.200 USD dan harga jual sebesar Rp 16.550 USD.

Transfer             Beli (Rp)     Beli (Rp)

Loket TT 16.200 16.550

Diperkirakan         16.400       16.420

Uang Kertas     16.200       16.550

Jual Beli Dolar AS di BNI Hari Ini

Saat ini, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menetapkan harga beli dan jual dolar AS pada e-rate pukul 10.35 WIB sebesar Rp 16.383 dan Rp 16.403.

Untuk surat utang BNI pukul 10.35 WIB harga penawaran Rp 16.220 per dolar AS dan harga jual Rp 16.570 per dolar AS.

Transfer            Beli (Rp)    Beli (Rp)

Loket TT 16.220 16.570

Diperkirakan        16.383       16.403

Uang Kertas 16.220 16.570 

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel