Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah diperdagangkan menguat terhadap dolar AS pada Rp15.479,5 pada perdagangan Rabu (4/9/2024). Penguatan rupee terjadi di tengah rendahnya nilai tukar króna.
Mengutip data Bloomberg, rupiah menguat 46,50 poin atau 0,30% ke Rp 15.479,5 per dolar AS. Di saat yang sama, indeks dolar AS melemah 0,19% menjadi 101,63.
Sementara itu, sebagian besar mata uang Asia lainnya ditutup menguat. Misalnya saja yen Jepang menguat 0,34% dan ringgit Malaysia menguat 0,53%.
CEO PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan investor harus bersiap menghadapi minggu yang penuh dengan data besar, termasuk laporan pendapatan AS yang akan dirilis Jumat depan.
Laporan kerja tersebut, kata Ibrahim, diperkirakan akan berdampak besar terhadap keputusan bank sentral atau bank sentral pada 18 September 2024.
“Kunci dari data upah ini menyusul meningkatnya komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada bulan lalu yang mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga di tengah kekhawatiran pengurangan biaya tenaga kerja,” ujarnya dalam catatannya, Rabu (4/9/2024). .
Berdasarkan indikator CME FedWatch, terdapat peluang 63% penurunan 25 basis poin dan 37% peluang penurunan 50 basis poin. Secara keseluruhan, pasar memangkas total harga sebesar 100 basis poin pada tahun 2024.
Dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan pasar merespons positif data pertumbuhan Agustus 2024 yang berada di angka 2,12% year on year (Yoy). Hal ini terus berpindah-pindah, karena seringnya terjadi kenaikan harga pangan.
Namun, pemerintah fokus pada potensi risiko kekeringan yang dapat mempengaruhi hasil padi, tutupnya.
Pemerintah memantau inflasi naik 1,68% year-on-year, didorong oleh kenaikan harga bahan bakar non-subsidi dan rokok. Pada saat yang sama, inflasi masih bergejolak hingga mencapai 3,04%.
Harga pangan sering kali didorong oleh tingginya persediaan, sejalan dengan musim panen dan turunnya biaya produksi untuk memberi makan biji-bijian.
Sebelumnya pada Agustus 2024, Indeks Manajer Manufaktur (PMI) Indonesia berada di level 48,9. Nilai tersebut mencerminkan penurunan kinerja sektor global di tengah tertekannya permintaan.
Negara-negara bisnis dan kawasan ASEAN juga menghadapi tantangan yang sama, seperti Amerika yang memiliki PMI sebesar 48,0 dan Jepang 49,8. Sementara itu, Malaysia dan Australia juga mencatat penurunan PMI manufaktur masing-masing ke level 49,7 dan 48,5.
“Di tengah perlambatan PMI Indonesia, optimisme masih tetap ada pada banyak pemimpin industri di negara ini.” “Industri makanan, minuman, dan farmasi hingga kuartal II konsisten di atas 5% year-on-year,” kata Ibrahim.
Mata uang rupee diperkirakan akan berfluktuasi pada perdagangan Kamis (5/9/2024). Namun, harga diperkirakan akan ditutup pada kisaran yang terlihat lebih tinggi yaitu Rp 15.400 – Rp 15.520 per USD.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel