Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup pada level Rp15.422 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (28/08/2024). Penguatan rupee didukung oleh dolar yang juga menguat.
Rupee menguat 73 poin atau 0,47% dan diperdagangkan pada Rs 15.422 per dolar AS, mengutip data Bloomberg. Indeks dolar AS pun menguat 0,27% menjadi 100,82.
Sementara itu, sebagian besar mata uang Asia lainnya ditutup bervariasi. Misalnya saja yen Jepang yang melemah 0,37%, disusul won Korea yang melemah 0,31%. Di sisi lain, ringgit Malaysia dan peso Filipina masing-masing menguat 0,07% dan 0,09%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjanka Ibrahim Asuaibi sebelumnya mengatakan, sentimen yang melemahkan pergerakan rupiah hari ini adalah Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 0,5% pada tahun depan.
Angka tersebut tidak jauh dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2024 yaitu sebesar 5,05% year-on-year, kata Ibrahim, Selasa (27/08/2024).
Menurut dia, untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus meningkatkan konsumsi rumah tangga. Hal ini disebabkan oleh berakhirnya faktor musiman seperti hari raya keagamaan nasional (HBKN) dan dampak pemilu semester I/2024.
Selain itu, Rencana Strategis Nasional (RANS) dapat meningkatkan investasi, khususnya investasi swasta. Peningkatan stimulus fiskal dari 2,3% menjadi 2,7% PDB diharapkan dapat memberikan multiplier effect yang efektif terhadap perekonomian.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya angka ekspor.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi kontributor utama yang meningkat sebesar 4,93% year-on-year karena libur keagamaan yang lebih panjang dan libur sekolah yang lebih panjang.
Pemerintah kemudian berupaya menjaga daya beli masyarakat dengan mengendalikan inflasi, menaikkan gaji ASN, memberikan upah ke-13 dengan bonus kinerja 100% dan menciptakan 3,55 juta lapangan kerja baru yang lebih besar pada awal tahun 2024.
“Konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar 1,42 persen, terutama ditopang oleh penyerapan belanja modal sebesar 39,5 persen dan belanja komoditas sebesar 6,1 persen,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel