Bisnis.com, JAKARTA – Rupee ditutup pada Rp16365 pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, rupee diperdagangkan 0,29 persen lebih tinggi menjadi $16,365 per dolar pada perdagangan hari ini. Di saat yang sama, indeks dolar AS melemah 0,01% menjadi 104,862.

Mata uang Asia lainnya berperilaku berbeda terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,07%, dolar Hong Kong dan Singapura masing-masing menguat 0,01% dan 0,03%, serta ringgit Malaysia menguat 0,06%.

Selanjutnya mata uang yang paling lemah adalah Won Korea sebesar 0,03%, Peso Filipina sebesar 0,21%, mata uang India sebesar 0,03%, mata uang Tiongkok sebesar 0,04%, dan mata uang Thailand sebesar 0,05%.

Seperti diketahui, Bank Indonesia akan menggelar rapat Direksi (RDG) pada Juni 2024. Pelaku pasar menunggu apakah RDG akan memutuskan mempertahankan suku bunga di 6,25%.

Chief Profitability Officer Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupee terdampak oleh data neraca perdagangan yang dirilis hari ini.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 melebihi US$2,93 miliar, meningkat sebesar US$0,21 miliar per bulan. Ringkasnya, neraca perdagangan Indonesia mencapai $13,6 miliar, rekor surplus selama 49 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Sementara itu, surplus Mei 2024 ditopang oleh surplus migas sebesar $4,26 miliar, dan komoditas penyumbang surplus tersebut terutama adalah bahan bakar mineral HS 27, minyak nabati dan HS 15, serta besi dan baja HS 72. Pada Mei 2024, Neraca migas positif ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan Mei 2023.

Sementara itu, secara global pasar kini melihat peluang sebesar 67% bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September, dengan pemotongan hampir 50 basis poin untuk sisa tahun ini, menurut alat FedWatch CME.

Sementara itu, inflasi Inggris telah kembali ke target Bank of England sebesar 2% untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun,” ujarnya dalam catatan riset harian, Rabu (19/6/2024).

Inflasi harga konsumen tahunan turun dari 2,3% pada bulan April, sejalan dengan perkiraan median para ekonom dalam jajak pendapat Reuters, dan turun dari puncaknya sebesar 41% pada bulan Oktober 2022. 

Pasar bertaruh pada peluang sekitar 50% penurunan suku bunga pertama pada bulan Agustus dan penurunan suku bunga setengah poin persentase pada tahun 2024. BoE akan bertemu pada hari Kamis untuk membahas kebijakan suku bunga, tetapi kemungkinan besar tidak akan melakukan perubahan apa pun.

Pada perdagangan besok, Kamis (20/6/2024), Ibrahim mengatakan rupee akan berfluktuasi namun ditutup menguat pada kisaran Rp 16.320 hingga Rp 16.390. 

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel