Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada Rp 15.686,5 pada Senin (7/10/2024). Rupee melemah bersama banyak mata uang Asia lainnya.

Rupiah melemah 1,3% menjadi Rp15.686,5 per dolar AS pada pukul 15.00 WIB, menurut data Bloomberg. Indeks dolar AS menguat 0,03% hingga mencapai 102,46.

Sementara itu, mata uang kawasan Asia lainnya ditutup bervariasi. Yen Jepang menguat 0,34%, dolar Singapura – 0,13%, dolar Taiwan – 0,41%, won Korea Selatan – 0,34%, dan peso Filipina – 0,90%.

Kemudian rupee India melemah, yuan China melemah 0,11 persen, ringgit Malaysia melemah 1,27 persen, dan baht Thailand melemah 0,37 persen terhadap dolar AS.

Ibrahim Aswaibi, direktur pendapatan di Forexindo Futures, menjelaskan bahwa sentimen global yang berasal dari laporan pekerjaan yang kuat di bulan September menyebabkan para pedagang mengurangi taruhan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin lagi. 

Nonfarm payrolls AS naik 254.000 pada bulan lalu, mengalahkan 140.000 lapangan kerja baru yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Tingkat pengangguran secara tak terduga turun dari 4,2% di bulan Agustus menjadi 4,1%.

Membaiknya data ekonomi dan komentar yang lebih kuat dari Ketua Fed Jerome Powell pada hari Senin, ketika ia menolak ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih besar dan lebih kecil, membuat para pedagang bertaruh pada penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan berikutnya di bulan November. -7, 2024

Kemungkinan itu hilang sepenuhnya dengan data hari Jumat. Pedagang sekarang tidak melihat peluang penurunan suku bunga 50 basis, turun dari 31% pada hari Jumat dan 53% pada minggu lalu, menurut FedWatch Tool dari CME Group. 

Pemotongan sebesar 25 basis poin dipandang hampir pasti, dan para pedagang juga melihat kecil kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah.

Selain itu, emosi juga datang dari Timur Tengah, dan roket Hizbullah menghantam kota ketiga Israel, Haifa.  Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Israel sedang mempertimbangkan serangan terhadap fasilitas minyak Iran. 

Sebuah tindakan yang dapat mengganggu pasokan minyak dan menandakan peningkatan konflik.

Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat tingkat cadangan devisa (kadev) pada akhir September 2024 sekitar US$149,9 miliar, turun tipis dibandingkan bulan yang mencatatkan level tertinggi sejak Desember 2023.  

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan cadangan devisa pada akhir Agustus 2024 yang sebesar US$150,2 miliar. Tingkat ini stabil dan sedikit menurun karena kewajiban pembayaran utang pemerintah. 

Perkembangan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri. Saat ini, tingkat cadangan devisa pada akhir September 2024 setara dengan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang negara di luar negeri, serta melebihi standar internasional sekitar 3 bulan impor barang.  

Bank Indonesia menilai investasi asing dapat mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas perekonomian dan keuangan. Ke depan, Bank Indonesia sedang mencari cadangan untuk mendukung ketahanan sektor eksternal.  

Untuk perdagangan besok, Ibrahim meyakini rupiah berada dalam kisaran dan bisa ditutup antara Rp15.670-15.780 terhadap dolar AS.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel