Bisnis.com JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Kamis (6/6/2024) hingga mencapai level Rp 16.263. Kenaikan ini terjadi di tengah perlambatan.

Rupee ditutup melemah 23,50 poin atau 0,14 persen menjadi 16.286,5 terhadap dolar, menurut data Bloomberg. Indeks dolar AS turun 0,01% menjadi 104,25.

Sementara itu, sebagian besar mata uang Asia lainnya ditutup menguat. Won Korea misalnya menguat 0,52 persen, disusul Yuan Tiongkok 0,01 persen, dan Peso Filipina 0,32 persen. Sedangkan baht Thailand menguat 0,15% sedangkan ringgit Malaysia flat.  

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan lemahnya data ketenagakerjaan ADP menunjukkan penurunan lebih lanjut di pasar tenaga kerja. Hal ini terjadi setelah data ketenagakerjaan lemah, sehingga data non-farm payrolls yang dirilis pada hari Jumat juga bisa turun. 

“Indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan perlambatan ekonomi terbesar di dunia, yang dapat memberikan prospek inflasi yang lebih lemah dan memberikan prospek yang lebih kuat bagi The Fed,” kata Ibrahim, Kamis (6/6/2024). .”

Dia mengatakan hampir dua pertiga ekonom memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga pada September mendatang. Perkiraan tersebut mengacu pada jajak pendapat Reuters antara 31 Mei dan 5 Juni.

“Namun, kemungkinan penurunan suku bunga mungkin dilemahkan oleh aktivitas di sektor jasa AS, yang menunjukkan pemulihan sejumlah besar output ekonomi pada bulan Mei,” katanya “Setelah penandatanganan kontrak pada bulan April.” 

Selain itu, sentimen terhadap Tiongkok telah memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini karena para pedagang menunggu lebih banyak sinyal mengenai rencana negara tersebut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. 

Di tingkat nasional, pemerintah berencana mengintegrasikan Departemen Umum Pajak dan Departemen Umum Bea dan Cukai ke dalam Badan Pendapatan Negara (BOPN) sejalan dengan Program Kampanye Prabowo-Gibran. Hal ini dilakukan untuk mendorong pengurangan defisit fiskal. 

“Tujuan penggabungan Departemen Umum adalah untuk mengurangi defisit agar tidak menambah utang di kemudian hari,” pungkas Ibrahim. 

Pada perdagangan besok, Jumat (6/7/2024), Ibrahim memperkirakan rupee akan berfluktuasi namun mendekati kisaran Rp 16.270 hingga Rp 16.340 per dolar AS.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel