Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup ke level Rp 16.220 per dolar AS pada perdagangan hari ini Selasa (04/06/2024), sedangkan greenback menguat.

Rupiah hari ini berakhir menguat 10 poin atau 0,06% ke Rp16.220 per dolar AS, menurut data Bloomberg. Sementara itu, tanda dolar terlihat naik 0,06% menjadi 104,145.

Mata uang Asia lainnya bergerak berlawanan arah terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,41%, dolar Hong Kong 0,08%, ringgit Malaysia 0,14%, dan baht Thailand 0,19%.

Sedangkan yuan Tiongkok melemah 0,04%, rupee India menguat 0,40%, peso Filipina menguat 0,09%, dan won Korea 0,01%.

Ibrahim Assuaibi, Direktur Pendapatan Forexindo Berjangka, mengatakan situasi ini disebabkan oleh ekspektasi penurunan suku bunga akibat lemahnya data AS dan penurunan dolar, sehingga para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin adalah 52,1%. pada bulan September, berdasarkan ekspektasi kemarin. . Kemungkinannya sekitar 47%.

“Perubahan ini diperkirakan terjadi setelah data indeks manajer pembelian pada hari Senin menunjukkan aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut pada bulan Mei,” kata Ibrahim dalam survei harian, Selasa (6/4/2024).

Data PMI, yang dirilis setelah data produk domestik bruto (PDB) yang lemah, memicu spekulasi bahwa perekonomian AS sedang melambat, yang dapat menandakan perlambatan pertumbuhan dan memberikan kepercayaan kepada Federal Reserve untuk mulai menurunkan suku bunga.

Selain itu, Bank Sentral Eropa (ECB) telah mengirimkan pesan bahwa para pengambil kebijakan akan memangkas suku bunga pada pertemuan hari Kamis, namun kenaikan inflasi pada data minggu lalu akan membantu para pengusaha untuk berhenti sejenak ketika hal itu akan terjadi, yaitu kapan perubahan berikutnya akan terjadi. datang.

Bank of England (BoE) dan Bank of Japan (BOJ) juga akan mengadakan pertemuan kebijakan penting pada akhir bulan ini, dengan para pedagang mencari petunjuk apakah Bank of England akan mulai memotong suku bunganya dan Bank of Japan akan menaikkannya. minat tarif lain

Dari sisi domestik, memasuki paruh kedua tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didorong oleh kuatnya investasi, didorong oleh dampak investasi asing dan belanja infrastruktur. Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 5,2 persen pada tahun 2024, naik dari 5 persen pada tahun 2023.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mengejutkan banyak orang dengan menaikkan suku bunga menjadi 6,25 persen pada bulan April untuk mengatasi pelemahan rupiah dan inflasi yang sedikit lebih tinggi lagi.

Kini juga terdapat ketidakpastian apakah perbankan di Indonesia akan menaikkan suku bunga lagi jika rupiah terus melemah. Oleh karena itu, BI menunda waktu penurunan suku bunga BI-Rate yang pertama dan mungkin akan menurunkan suku bunga pada kuartal keempat tahun 2024.

BI mungkin akan tetap berhati-hati dalam menurunkan suku bunga, dan mungkin memilih menunggu langkah bank sentral Amerika Serikat (AS), yang dikenal sebagai The Fed. Sedangkan penurunan suku bunga AS akan dilakukan pada September 2024.

Oleh karena itu, pada bursa besok, Rabu (6/5/2024) Ibrahim memperkirakan rupee akan berfluktuasi namun ditutup menguat di Rp 16.180 – Rp 16.260 per dolar AS. 

Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Channel WA