Bisnis.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (30/7/2024). Berbagai mata uang Asia bervariasi menjelang keputusan suku bunga The Fed pada 30-31 Juli 2024, sementara dolar AS menguat.

Rupiah melemah 0,12% atau 19 poin menjadi Rp 16.300 per dolar AS, mengutip data Bloomberg. Sedangkan indeks dolar AS menguat 0,05 persen menjadi 104,61.

Beberapa mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS, yakni yen Jepang melemah 0,53%, dolar Singapura melemah 0,04%, won Korea melemah 0,15%, peso Filipina melemah 0,24%, dan dolar Hong Kong melemah. 0,01%.

Di sisi lain, mata uang Asia yang masih resisten terhadap dolar AS yaitu dolar Taiwan menguat 0,08%, yuan Tiongkok menguat 0,13%, ringgit Malaysia 0,36%, baht Thailand 0,06%, dan mata uang India. rupee sebesar 0,01%.

Ibrahim Assuabi, chief profit officer Forexindo Futures, mengatakan fokus pasar telah beralih sepenuhnya ke suku bunga AS. Kehati-hatian ini telah membuat para pelaku pasar menjadi bias terhadap dolar, dimana The Fed akan membuka pertemuan dua harinya pada tanggal 30-31 Juli.

“Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada akhir pertemuan hari Rabu.” Namun indikasi kapan penurunan suku bunga akan dimulai akan diawasi dengan ketat,” ujarnya dalam survei, Selasa (30/7/2024). ).

Menurut Ibrahim, pelaku pasar secara umum memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September 2024, namun penurunan suku bunga lebih lanjut masih diragukan.

Di sisi lain, serangkaian berita ekonomi mengecewakan dari Tiongkok kembali mengguncang pasar belakangan ini. Aktivitas manufaktur Tiongkok mungkin mengalami kontraksi untuk bulan ketiga pada Juli 2024, menurut jajak pendapat Reuters pada Senin (29/7).

Juga pada hari Senin, Citi memangkas perkiraan pertumbuhan Tiongkok menjadi 4,8% dari 5% karena pertumbuhan kuartal kedua negara tersebut jauh di bawah perkiraan para analis, dan mencatat bahwa aktivitas ekonomi semakin melemah pada bulan Juli.

Sementara di dalam negeri, posisi utang pemerintah mencapai Rp8.444,87 triliun pada akhir Juni 2024 atau tiga bulan menjelang berakhirnya kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Rasio ini secara konsisten dijaga di bawah batas aman yaitu 60% PDB sesuai UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara. Kementerian Keuangan mengklarifikasi porsi utang negara terbesar berasal dari dalam negeri dengan persentase 71,12%.

Mengacu pada buku APBN kita, posisi utang pemerintah pada Juni 2024 meningkat dari Rp8.353,02 triliun pada Mei 2024 (mom/mtm). Dengan situasi utang tersebut, rasio utang pada akhir Juni 2024 tercatat sebesar 39,13% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Untuk perdagangan besok, rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada kisaran Rp16.290 hingga Rp16.350, tutupnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel