Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup melemah pada Rp15.699,5 per dolar AS pada perdagangan hari ini Kamis (15/08/2024). Di saat yang sama, indeks dolar sedikit menguat.
Rupiah mengakhiri sesi dengan turun 0,16%, atau 24,5 poin, pada 15.699,5 rupiah Indonesia per dolar AS, menurut Bloomberg. Sementara itu, indeks dolar menguat 0,06% menjadi 102,62.
Seperti rupee, pelemahan terjadi pada mata uang Asia lainnya. Misalnya saja yen Jepang melemah 0,02%, won Korea melemah 0,06%, yuan China melemah 0,25%, dan dolar Singapura melemah 0,13%.
Meski demikian, beberapa mata uang Asia lainnya menguat. Misalnya dolar Hong Kong menguat 0,03%, peso Filipina menguat 0,04%, rupee India menguat 0,03%, dan baht Thailand menguat 0,31%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Aswaibi mengatakan pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen dari luar negeri, di mana rata-rata harga konsumen di AS meningkat pada Juli 2024, serta kenaikan inflasi tahunan yang turun di bawah 3%. Situasi ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya pada bulan depan.
Menurut CME Fedwatch, pasar mendukung penurunan suku bunga The Fed yang lebih kecil sebesar 25 basis poin pada bulan September. Instrumen tersebut sebelumnya menunjukkan pembagian pasar antara 25 dan 50 basis poin.
Kekhawatiran investor terhadap kemungkinan tanggapan Iran terhadap pembunuhan pemimpin kelompok Islam Palestina Hamas bulan lalu mendukung harga. Tiga pejabat senior Iran mengatakan hanya perjanjian gencatan senjata di Gaza yang akan mencegah Iran melakukan pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan tersebut.
Pertumbuhan output pabrik Tiongkok melambat pada bulan Juli dan output kilang turun selama empat bulan berturut-turut, menggarisbawahi pemulihan ekonomi negara yang tidak merata dan membatasi pertumbuhan pasar.
Namun, penjualan ritel Tiongkok naik lebih dari perkiraan pada bulan Juli. Kondisi ini memaksa investor untuk mengalihkan perhatian mereka pada tingkat pengembalian produksi industri dan investasi modal tetap yang lebih lemah dari perkiraan. Sementara itu, tingkat pengangguran Tiongkok juga secara tak terduga meningkat menjadi 4,2%.
Utang luar negeri (ULN) dalam negeri Indonesia pada triwulan II tahun 2024 sebesar US$408,6 miliar. Utang valas ini tumbuh sebesar 2,7% secara tahunan (year-over-year/y/y), lebih tinggi dibandingkan kenaikan 0,2% y/y pada triwulan sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh utang luar negeri baik pemerintah maupun swasta.
Pada saat yang sama, ULN pemerintah kembali mencatat peningkatan. Utang luar negeri pemerintah tercatat sebesar US$191,0 miliar pada triwulan II-2024, atau mencatatkan penurunan pertumbuhan sebesar 0,8% y/y setelah mengalami kontraksi sebesar 0,9% y/y pada triwulan sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan kepemilikan surat berharga negara (SBN) oleh investor nonresiden seiring dengan masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.
Ibrahim mengatakan pada perdagangan besok, Jumat (16/8/2024), nilai tukar rupiah berfluktuasi namun ditutup menguat pada kisaran Rp 15.630-15.720.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel