Bisnis.com, Jakarta – Rupee ditutup pada Rp15.423 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (29/8/2024). Sementara itu, indeks dolar menguat.

Rupee menguat 0,01% atau 1,5 poin ke Rp15.423 terhadap dolar AS, menurut data Bloomberg. Di saat yang sama, indeks dolar naik 0,15% menjadi 101,142.

Beberapa mata uang regional Asia lainnya bergerak berbeda terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,01%, won Korea 0,13%, yuan Tiongkok 0,25%, dan baht Thailand 0,21%.

Selain itu, dolar Singapura menguat 0,10%, rupee India 0,08%, ringgit Malaysia 0,46%, dolar Hong Kong 0,02%, dan dolar Taiwan 0,14%. Sedangkan peso Filipina melemah 0,09 persen.

PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan menguat 25 poin menjadi Rp 15.422 pada perdagangan sore hari ini (29/8), namun turun tipis 1,5 poin.

Sementara pada perdagangan besok (30/8), mata uang Rupee diperkirakan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada kisaran Rp15.350-Rp15.460.

Bank Indonesia (BI) yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan naik ke Rp 15.300-15.700 tahun depan, kata Ibrahim.

Angka tersebut dibandingkan perkiraan Menteri Keuangan yang menargetkan nilai tukar Rp16.100 terhadap dolar AS pada tahun depan.

Perkiraan tersebut sejalan dengan fundamental Indonesia saat ini, dengan asumsi tidak ada kondisi geopolitik atau kondisi lain yang memberikan tekanan terhadap nilai tukar pada tahun 2025.

Nilai tukarnya membaik dalam sebulan terakhir dan hari ini diperdagangkan pada kisaran Rp 15.405 terhadap dolar AS. Jumlah ini meningkat sekitar 5% dan penguatannya bagus dibandingkan banyak negara lain.

BI memperkirakan nilai tukar akan naik menjadi 15.700-16.100 terhadap dolar pada akhir tahun, katanya.

BI optimis nilai tukar akan tetap kuat, salah satunya cadangan devisa yang mencapai $145,4 miliar pada bulan Juli cukup untuk menstabilkan rupee.

Penilaian stabilisasi mata uang ini didasarkan pada penilaian fundamental. Indikator pertama karena penurunan suku bunga AS atau Fed Funds Rate (FFR) pada tahun ini.

Indikator kedua adalah membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia, seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, imbal hasil SBN dan SRBI tetap menarik. FFR kemungkinan akan dipangkas sebanyak dua kali pada tahun ini.

Sementara itu, Kementerian Keuangan memperkirakan rupee akan bernilai Rs 16.100 terhadap dolar pada tahun 2025. Dia mengatakan, volatilitas global masih menghantui perekonomian Indonesia, sehingga perkiraan nilai tukar disesuaikan.

Meskipun apresiasi bulan ke bulan sebesar 5%, kini berada di bawah Rp 16.000. Menurut dia, target tersebut merupakan bentuk peringatan pemerintah. 

Simak Google News dan berita serta artikel lainnya di channel WA