Bisnis.com, JAKARTA – Awal pekan ini, rupiah dibuka menguat di level Rp 16.288 per dolar AS pada Senin (29/7/2024). Di saat yang sama, indeks dolar AS memang terlihat melemah.
Rupee dibuka 0,08% atau 2 poin pada Rp 16.288 per dolar AS, menurut Bloomberg. Di saat yang sama, indeks dolar turun 0,13% menjadi 103,93.
Sejumlah mata uang regional Asia lainnya bergerak berbeda terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,27%, dolar Singapura menguat 0,07%, won Korea 0,16%, ringgit Malaysia 0,42%, dan baht Thailand 0,21%.
Sementara itu, mata uang yang melemah adalah Yuan Tiongkok yang melemah 0,06%, Rupee India yang melemah 0,03%, Peso Filipina yang melemah 0,04%, dan Dolar Taiwan yang melemah 0,04%. .
Sebelumnya, Direktur Profit Forexindo Futures Ibrahim Aswaibi memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin diperkirakan berfluktuasi, namun ditutup melemah pada kisaran Rp 16.290 hingga Rp 16.370 per dolar AS.
Ibrahim mengatakan para pelaku pasar mengambil beberapa isyarat positif dari data PDB AS kuartal II-2024 yang lebih kuat dari perkiraan.
“Fokusnya juga tertuju pada data indeks harga PCE AS yang akan datang, ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, untuk memberikan sinyal penurunan suku bunga lebih lanjut,” ujarnya dalam catatan penelitian, Jumat (26/7/2024).
Selain itu, dia mengatakan pembacaan tersebut diperkirakan akan semakin menurunkan inflasi pada Juni 2024, namun hanya sedikit. Beberapa hari sebelum pertemuan The Fed, bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil dan mengisyaratkan penurunan suku bunga pada bulan September.
Sementara itu, lanjutnya, Wakil Presiden AS Kamala Harris menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (25/7) untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan meringankan penderitaan warga sipil Palestina, dengan nada yang lebih keras dibandingkan Presiden Joe Biden.
Sementara dari sentimen dalam negeri, pasar terus mencermati perkembangan utang luar negeri Indonesia (ULN) ke Tiongkok yang mengalami pertumbuhan selama 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dengan posisi terakhir pada Mei 2024 diperkirakan sebesar US$22,86 miliar. atau setara dengan 372,3 triliun rupiah (kurs 16.288 rupiah per dolar AS).
Berdasarkan statistik ULN Bank Indonesia (BI), total ULN Indonesia pada akhir Mei 2024 sebesar USD 407,3 miliar atau setara Rp 6.634,1 triliun. Posisi tersebut meningkat 1,8% (YoY/Joy) dari Mei 2023 yang diperkirakan sebesar INR 400,24 miliar.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel