Bisnis.com JAKARTA – Nilai tukar rupee terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka tajam pada Kamis (11/7/2024) hingga mencapai Rp 16.200. Penguatan rupee terjadi di saat dolar sedang menguat. 

Rupee dibuka 40,50 poin atau 0,25 persen pada Rp16.200 terhadap dolar, menurut data Bloomberg. Indeks dolar AS turun 0,12% menjadi 104,92.

Sebagian besar mata uang lainnya juga dibuka di Asia. Yen Jepang misalnya menguat 0,07 persen dan yen Korea menguat 0,27 persen. Sedangkan yuan Tiongkok menguat 0,02 persen, sedangkan ringgit Malaysia dan baht Thailand masing-masing menguat 0,14 persen dan 0,31 persen.

Berjangka Ibrahim Assuaib, Direktur PT Laba Forexindo memperkirakan rupiah akan berfluktuasi pada hari ini, Kamis (11/7/2024) namun akan ditutup menguat antara Rp 16.190 hingga Rp 16.280 per dolar AS. 

Komentar Ketua Fed Jerome Powell meningkatkan spekulasi mengenai kapan The Fed akan memangkas suku bunga menyusul perlambatan di pasar tenaga kerja dan kemajuan dalam mengurangi inflasi, katanya.

“Namun, ketua The Fed menegaskan kembali komitmen bank sentral terhadap target inflasi 2% dan tidak memberikan panduan langsung mengenai kapan The Fed akan mengambil tindakan,” ujarnya dalam pernyataan. 

Sementara itu, sebagian besar pedagang tetap bertaruh pada penurunan suku bunga pada bulan September. Itu karena kesaksian Powell mendorong kehati-hatian lebih lanjut menjelang data utama inflasi indeks harga konsumen pada hari Kamis.

“Angka ini diperkirakan akan menunjukkan perlambatan inflasi lebih lanjut di bulan Juni, meski sedikit. Dolar mendapatkan kekuatan setelah kesaksian Powell.” Ketua The Fed juga akan memberikan kesaksian di depan DPR pada hari Rabu. 

Pada Juni 2024, penjualan ritel diperkirakan tumbuh baik secara tahunan maupun bulanan, menurut Bank Indonesia (BI). 

Hal ini tercermin dari indeks penjualan aktual (IPR) Juni 2024 sebesar 232,8, meningkat 4,4% year-on-year (yoY) dibandingkan April 2024 sebesar 2,1%.

Pertumbuhan penjualan ritel didorong oleh kelompok barang konsumsi lainnya sebesar 0,8% tahun ke tahun, subkelompok pakaian 5,6% dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau 5,1% tahun ke tahun. 

Sementara itu, segmen barang budaya dan hiburan turun 5,9% tahun ke tahun, dan perangkat informasi dan komunikasi turun 4,3% tahun ke tahun, menunjukkan perbaikan, meskipun masih dalam kondisi terpuruk. 

“Kinerja penjualan ritel bulanan pada Juni 2024 diproyeksikan tumbuh 2,1% year-on-month [MtM] setelah turun 3,5% MtM pada periode sebelumnya,” kata Ibrahim.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel