Bisnis.com, JAKARTA – Rupee dibuka menguat terhadap dolar AS pada Jumat (12 Juli 2024), menyentuh level Rp 16.150,5. Penguatan rupee terjadi di tengah apresiasi dolar AS. ​

Rupiah dibuka menguat 44 poin atau 0,27 persen menjadi 16.150,5 per dolar, mengutip data Bloomberg. Indeks dolar AS juga naik 0,09% menjadi 104,53.

Sementara itu, sebagian besar mata uang lain di Asia dibuka. Misalnya yen Jepang melemah 0,24% dan won Korea melemah 0,30%. Yuan juga turun 0,06%, dan baht Thailand juga turun masing-masing 0,20% dan 0,20%.​

Ibrahim Assuaibi, Direktur Futures Profit Forexindo, memperkirakan nilai tukar rupiah saat ini akan berfluktuasi, namun akan mendekati angka 16.140 hingga 16.230 rupiah per dolar AS.

Ibrahim mengatakan pada perdagangan sebelumnya, dolar bergerak dalam kisaran sempit setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell bersaksi di depan Kongres.

“Ketua The Fed mencatat bahwa perlambatan pasar tenaga kerja yang terjadi belakangan ini merupakan faktor yang lebih penting dalam menentukan kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (11 Juli 2024).

Dalam pidatonya, Powell mengatakan tidak pantas untuk memangkas suku bunga sampai The Fed menjadi lebih yakin bahwa inflasi bergerak menuju target 2%. Namun, dia yakin inflasi bukanlah satu-satunya risiko

Ibrahim mengatakan Ketua The Fed sedang bersiap untuk menurunkan suku bunga pada September 2024.

Di dalam negeri, kinerja pasokan dan kompensasi energi diperkirakan akan membaik pada tahun 2024.

Pada triwulan I tahun 2024, kinerja penyediaan dan kompensasi energi mencapai 155,7 triliun, turun 3,8% dari 161,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Namun angka tersebut belum termasuk kompensasi yang dihitung pada semester II 2024. Ibrahim mengatakan: “Untuk menghindari defisit APBN, pemerintah berencana menerapkan pembatasan finansial bahan bakar mulai 17 Agustus 2024, yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar.”

Untuk mengatur distribusi minyak finansial, pemerintah mengeluarkan Surat Perintah Nomor 2 Tahun 2023 yang mengatur bahwa diperlukan surat rekomendasi dari kepala daerah, nakhoda pelabuhan, syekh, atau kepala suku.

Ibrahim menilai minimnya APBN menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas keuangan dan menyeimbangkan anggaran masyarakat. Defisit APBN tahun 2024 diperkirakan lebih besar dari target yang ditetapkan.

Oleh karena itu, dengan meningkatkan penggunaan bahan bakar bersubsidi, biaya subsidi dapat ditekan sehingga pemerintah dapat lebih berhemat pada APBN 2024 dan berencana mendorong penggunaan bioetanol dibandingkan bensin, tutupnya.

————————–

Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel