Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah dibuka melemah pada Rp 15.418 per dolar AS pada perdagangan hari ini Kamis (9/12/2024). 

Rupee dibuka melemah 0,10% atau 16 poin pada Rp 15.418 per dolar AS, menurut data Bloomberg. Sementara itu, indeks dolar AS terlihat menguat 0,12% ke level 101.779.

Beberapa mata uang regional Asia lainnya bergerak berbeda terhadap dolar AS. Dolar Taiwan menguat 0,04%. Sedangkan yen Jepang melemah 0,09%, baht Thailand melemah 0,26%, ringgit Malaysia melemah 0,02%, dan peso Filipina melemah 0,28%.

Selain itu, Won Korea melemah 0,03%, Yuan Tiongkok melemah 0,01%, Dolar Singapura melemah 0,02%. Sementara rupee India dan dolar Hong Kong datar. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah akan berfluktuasi pada hari ini (9/12/2024) namun berpotensi ditutup menguat pada kisaran Rp 15.340 – Rp 15.450 per dolar AS.

Dikatakan, pada perdagangan kemarin (11/9/2024), rupee ditutup menguat 53 poin meski sebelumnya sempat menguat 60 poin menjadi Rp 15.402 dari penutupan sebelumnya Rp 15.455.

Ibrahim mengatakan pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang akan diterapkan pada 1 Oktober 2024 kembali membuat marah masyarakat. 

Apalagi, menurutnya, hal ini seiring dengan kondisi perekonomian kelas menengah yang terus terpuruk sehingga akan menjadi beban bagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). 

Dikatakannya, yang mengecewakan pasar, informasi tersebut datang dari Bahlil Lahadala selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang memastikan pembatasan kriteria penerima BBM Pertalite dan Solar diperkirakan akan diterapkan mulai 1 Oktober mendatang. 2024.

Sementara itu, pemerintah tengah membahas regulasi mengenai kriteria pengguna yang berhak membeli kedua jenis bahan bakar tersebut. 

Pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi yang akan diterapkan mulai 1 Oktober 2024 dibubarkan oleh Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO) yang meyakinkan bahwa pemerintah masih dalam tahap kajian pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. . ). 

Saat ini belum ada keputusan mengenai penerapan regulasi yang membatasi pembelian BBM bersubsidi seperti Pertalita dan Gasoil dan hingga saat ini pemerintah belum mengadakan pertemuan lagi untuk membahas wacana pembatasan kriteria penerima pertalite dan solar. BBM bersubsidi yang rencananya akan diterapkan mulai 1 Oktober 2024. 

Meski Sidang Pleno Dewan Menteri II dijadwalkan digelar di Ibu Kota Negara (IKN) nusantara pada Jumat (13/9/2024), namun belum ada kepastian topik yang akan dibahas di meja pemerintahan antara Jokowi dan jajarannya. dari para menteri 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel