Bisnis.com, JAKARTA – Emiten migas PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) saat ini menargetkan lelang proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) milik PT Perusahaan Perusahaan Perusahaan ELerang Negara (Persero) dengan kapasitas terpasang sekitar 200 megawatt (MW).
RAJA melakukan kajian terhadap 4 negara potensial proyek PLTS yang tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Barat.
Belakangan, RAJA memutuskan untuk mengamankan dua bidang tanah dengan perkiraan kapasitas terpasang masing-masing sekitar 90 MW hingga 100 MW.
Memang tender PLTS dari PLN agak terlambat karena menunggu jadwal dari PLN, kata Direktur RAJA Sumantri Suwarno saat pameran publik secara online, Rabu (16/10/2024).
Melalui kedua negara tersebut, RAJA bersama mitra strategis dari Timur Tengah akan mengikuti proses lelang yang akan dibuka PLN.
Sementara nilai investasi proyek PLTS saat ini berada di level 1,5 hingga 2 juta dolar AS per MW. Dengan asumsi kapasitas terpasang 100 MW, investasi yang akan dialokasikan untuk proyek PLTS berkisar USD 200 juta.
Namun Sumantri belum bisa menjelaskan berapa alokasi modal yang akan disiapkan RAJA untuk proyek PLTS tersebut.
Dia mengklaim perusahaannya terikat perjanjian kerahasiaan atau non-disclosure agreement (NDA) dengan mitranya di Timur Tengah.
“Kalau RAJA berapa besar investasinya, itu lagi-lagi tergantung persentase partisipasi kita dalam investasi itu,” ujarnya.
Seperti diketahui, penerbit Happy Hapsoro mencatatkan peningkatan pendapatan dan laba bersih yang signifikan pada paruh pertama tahun 2024.
RAJA meraup pendapatan senilai USD 123,51 juta atau setara Rp 2,02 triliun (kurs 30 Juni Rp 16.241 per USD). Kinerja ini melonjak 67,16% year-on-year.
Ketua Umum RAJA Djauhar Maulidi mengatakan, pendapatan tersebut berasal dari peningkatan penjualan gas dan transmisi gas dari jaringan pipa perseroan di Perawang, Riau.
Sebelumnya, PLN mengolah sekitar 17,35 gigawatt (GW) pembangkit listrik baru berbasis energi terbarukan (EBT) mulai April 2024.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, mengatakan sekitar 1,1 GW pembangkit listrik tersebut telah memasuki tanggal operasi komersial (COD) atau tahap operasional.
“PLN telah mengolah 17,35 GW pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan dengan segala upaya,” kata Darmawan saat rapat dengar pendapat (HOP) dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (30/05/2024).
Rinciannya, 5 GW masuk tahap pembiayaan dan 7,8 GW masuk tahap pengadaan. Selain itu, sebanyak 3,46 GW lainnya memasuki masa konstruksi.
Selain itu, kata Darmawan, terdapat potensi kapasitas pembangkitan EBT sebesar 3,6 GW yang masih dalam tahap perencanaan.
_______
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel