Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pekerja dan pengusaha antri menolak rencana perluasan Program Tabungan Perumahan Rakyat alias Tapera karena menambah beban. Kekhawatiran tersebut terbukti, penelitian menunjukkan Tapera menguntungkan pemerintah, namun merugikan pekerja, dunia usaha, bahkan perekonomian.

Ketimpangan kepemilikan rumah atau backlog perumahan merupakan permasalahan akut yang hingga saat ini belum teratasi. Tapera diklaim akan menjadi penyelamat masalah ini, namun para pekerja dan pengusaha justru melihatnya sebagai masalah baru atau belum serta merta menanggapi manfaatnya.

Kontroversi ini juga ditangkap oleh Center for Economic and Legal Studies (Celios) dalam penelitiannya yang bertajuk “Tapera untuk (yang) Apa?” Rincian Untung dan Rugi Program Tabungan Perumahan Rakyat.”