Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan properti pada kuartal I 2024 didominasi oleh generasi milenial dengan kontribusi sebesar 55% seiring dengan meningkatnya permintaan rumah first time.

Pinhome Indonesia Housing Market Report 2023 & Outlook 2024 melaporkan bahwa 55% transaksi properti akan dilakukan oleh generasi milenial pada kuartal pertama tahun 2024.

“Hal ini menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam menggerakkan pasar real estate, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat terhadap kawasan berkembang dan meningkatnya permintaan rumah sewa di tengah kenaikan suku bunga,” kata Dayu Dara Permata. CEO dan Pendiri Pinhome. , dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (18/6/2024).

Laporan ini menunjukkan bahwa pasar properti Indonesia terus menunjukkan stabilitas dan dinamika yang menarik dengan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Tren ini sejalan dengan laporan Pinhome sebelumnya yang menunjukkan resistensi pasar pada tahun 2023 dan perkiraan optimis untuk tahun 2024.

Ia mengatakan pasar real estat Indonesia menunjukkan ketahanan yang luar biasa pada kuartal pertama tahun 2024, didorong oleh kuatnya permintaan dari pembeli rumah pertama dan generasi milenial, terutama di segmen perumahan terjangkau.

Riset Pinhome menunjukkan bagaimana generasi milenial mendominasi pasar real estat, dengan generasi milenial memilih rumah dengan rata-rata rendah (Rs 200 juta hingga Rs 600 juta) sebagai pilihan utama mereka, dengan 36 rumah yang paling populer.

“Bogor, Tangerang, dan Bekasi juga menjadi tempat favorit generasi milenial untuk membeli rumah,” imbuhnya.

Pemilu 2024 dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN DTP) Insentif pemerintah menjadi dua faktor utama pembentuk lanskap pasar properti pada kuartal I-2024. Pemilu ini telah mendorong kehati-hatian di kalangan pembeli properti mewah, sementara minat terhadap rumah dengan harga terjangkau tetap tinggi.

Hal ini mencerminkan kebutuhan akan perumahan yang terjangkau di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi.

Laporan Pinhome menyoroti beberapa temuan lainnya. Pertama, permintaan rumah elit menurun pada pemilu. Minat terhadap rumah prefabrikasi melambat dibandingkan dengan segmen perumahan terjangkau, hal ini menunjukkan adanya sikap wait and see di kalangan pembeli rumah mewah.

Kedua, minat terhadap daerah penyangga IKN semakin meningkat. Samarinda dan Balikpapan mengalami pertumbuhan bunga yang signifikan, masing-masing lebih dari 20 kali lipat dan lebih dari 4 kali lipat, hal ini menunjukkan adanya potensi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut, seiring dengan berkembangnya Ibu Kota Negara (IKN).

Ketiga, insentif bebas PPN mendorong pembelian. Meskipun hal ini dapat mempercepat keputusan pembelian rumah hingga 25%, tanggal berakhirnya kebijakan ini juga menjadi pertimbangan penting bagi pembeli.

Keempat, kenaikan suku bunga akan mempengaruhi pasar sewa. Meningkatnya suku bunga pinjaman bank meningkatkan permintaan akan perumahan sewa, khususnya di kalangan generasi milenial yang mencari alternatif perumahan yang terjangkau.

Pinhome memproyeksikan bahwa tren suku bunga yang lebih tinggi akan terus berlanjut, yang dapat menyebabkan lebih rendahnya permintaan hipotek, namun permintaan hipotek untuk membeli dan menyewa rumah diperkirakan akan meningkat.

“Pinhome akan terus berinovasi memberikan solusi yang mampu menjawab perubahan kebutuhan pasar, termasuk generasi milenial yang merupakan kekuatan utama di pasar real estate saat ini,” tambah Dara. 

Data internal Pinhome menunjukkan 4 dari 5 pengguna Pinhome merupakan calon pembeli rumah. Pinhome menyediakan layanan pencarian perumahan dengan pilihan perumahan terjangkau Rp 3 miliar 80%, kerjasama dengan berbagai bank untuk mengamankan pembiayaan, serta layanan pemeliharaan properti.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA