Bisnis.com, Jakarta – Indonesia terus memperkuat kerja sama perdagangan dengan Kenya, Uganda, dan Somalia. Inisiatif ini merupakan respons terhadap penurunan volume perdagangan antara Indonesia dan ketiga negara pada tahun lalu.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), ekspor Indonesia ke Kenya, Uganda, dan Somalia diperkirakan mengalami penurunan sebesar 2,11% year-on-year pada tahun 2023. Produk ekspor utama RI antara lain minyak sawit, minyak asam jawa, sabun kain, dan sabun batangan.

Demikian pula impor Indonesia dari Kenya, Uganda, dan Somalia juga mengalami penurunan pada tahun yang sama. Jumlah ini meningkat 15,22% dari tahun 2022. Jenis produknya antara lain biji kakao, kacang hijau, teh hitam, poliester, katun, dan reptil.

“Penurunan ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi global, gangguan rantai pasok, dan perubahan permintaan,” kata Direktur Informasi Perkembangan Pasar dan Ekspor (PPIE) Arif Wibisono, Sabtu (12/12/2024).

Meski demikian, pemerintah tetap meyakini sektor dunia usaha Indonesia dalam kondisi baik dan stabil untuk memperkuat kerja sama perdagangan dengan ketiga negara Afrika Timur tersebut.

Pak Areef menjelaskan, Indonesia mampu mempertahankan surplus perdagangan sebesar US$546 juta dengan ketiga negara tersebut.

Selama lima tahun terakhir, hubungan perdagangan Indonesia dengan Kenya, Uganda, dan Somalia juga menunjukkan tren positif, lanjutnya. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan transaksi perdagangan antara Indonesia dan negara-negara tersebut sebesar 13,5%.

Dengan cara ini, terdapat juga potensi berkelanjutan bagi kerja sama perdagangan antar negara, ujarnya.

Sebagai perbandingan, perdagangan Indonesia dengan Kenya, Uganda dan Somalia dilakukan dari sektor nonmigas dan tanpa gas alam. Artinya kita akan fokus pada produk industri, produk pertanian, dan barang non-energi lainnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel