Bisnis.com, Jakarta – Wakil Menteri Pertanian Sudariono mengusulkan menu susu sapi tidak dimasukkan dalam program makanan gratis bergizi karena produksi dalam negeri tidak mencukupi.

“Kita berharap susu tidak dimasukkan dulu, yang bisa kita lakukan kalau impor, bisa kita ganti dengan telur dan ayam, yang penting untuk cakupan gizi,” kata Sudaryono saat ditemui di direktorat usai jumpa pers RAPBN 2025. . Kantor Pajak Umum, Jumat (16/8/2024).

Diakui Sudariono, swasembada daging dan susu masih menjadi pembelajaran yang tidak mudah. Berbeda dengan pangan lain yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, seperti daging ayam, telur, dan sayur-sayuran.

Kementerian Pertanian juga disebut berperan dalam memastikan tersedianya kebutuhan pangan dalam negeri untuk program gizi ala Prabowo-Gibran. Misalnya dengan meningkatkan produksi beras, telur, ayam, dan bahan pangan lainnya dari petani lokal.

Oleh karena itu, untuk mengatasi rendahnya ketersediaan susu dan mencegah impor yang berlebihan, menurutnya, menu susu tidak perlu dijadikan menu wajib dalam program pangan bergizi gratis.

“Bukan berarti harus minum susu ya, tapi jumlah kalorinya, proteinnya yang menjadi patokan, semaksimal mungkin [program] akan membuat perekonomian kita,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (MENKU) Shri Mulyani Indrawati mengatakan salah satu anggaran pendidikan pada tahun 2025 akan digunakan untuk program andalan Presiden terpilih Prabowo Subianto, yakni makanan bergizi gratis.

Saat ini, pemerintah mengalokasikan Rp722,6 triliun untuk pendidikan dalam RAPBN 2025. Pak Muliani mengatakan, telah dialokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp 71 triliun untuk program gizi gratis.

“Untuk program prioritas pangan bergizi gratis terpilih Presiden terpilih, sudah hadir Rp71 triliun,” kata Muliani dalam konferensi pers RAPBN 2025 di kantor DJP Kementerian Keuangan, Jumat (16/8/2024).

Lebih lanjut Bapak Muliani menyampaikan bahwa pengaturan penganggaran program makan gratis bergizi akan lebih diperjelas dan direvisi oleh tim program. Dengan demikian, program tersebut tidak hanya memberikan dampak positif bagi anak-anak sekolah di Tanah Air, namun juga memberikan pengganda ekonomi di tingkat lokal.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel