Bisnis.com, JAKARTA — PT Indointernet Tbk. (EDGE) atau Indonet memperkirakan bisnis data center di Indonesia masih luas. Dari 1.000 megawatt yang akan dicakup dalam 10 tahun ke depan, total kapasitas data center di Indonesia hanya seperempatnya.

CEO Indonet Andy Rigoly mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan Indonesia hanya memiliki satu data center berkapasitas 150-200 MW.

Andy menilai Indonesia masih perlu meningkatkan kapasitas data center hingga lima kali lipat jika melihat kapasitas data center di pasar yang lebih matang seperti Australia atau Singapura.

“Di Indonesia, kalau kondisi ini diterapkan pada pasar yang lebih matang di Indonesia, minimal harus 1.000 megawatt [kapasitas data center],” kata Andy dalam Paparan Publik di Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Menurut Andy, pertumbuhan pusat data bisa mencapai lima kali lipat dalam 5-10 tahun ke depan. Andy menyatakan perseroan akan terus berinvestasi di bisnis ini. “Kami yakin bisa menjadi salah satu pemain utama data center di Indonesia, namun masih banyak pertumbuhan ke depan,” ujarnya.

Di sisi lain, Andy mengungkapkan kebutuhan pelanggan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi bisnis data center.

“Misalnya, saat kita beralih ke AI, jenis server, jumlah daya yang mereka perlukan berbeda dibandingkan beberapa jenis pelanggan lainnya. Jadi salah satu tantangannya adalah kita harus mendengarkan dengan cermat untuk membangun aset generasi berikutnya bagi mereka,” dia berkata.

Andy mengatakan, emiten bersandi EDGE ini harus memberikan layanan profesional dan uptime yang baik kepada pelanggan.

“Kami harus melakukan pekerjaan yang baik dalam mendengarkan pelanggan kami, mengantisipasi apa yang mereka butuhkan dan memiliki tim,” katanya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel