Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) angkat bicara soal kenaikan impor produk asal China yang mendorong pemerintah menaikkan bea masuk hingga 200%.
Para pengusaha meminta pemerintah menyelidiki lebih lanjut jenis produk impor dan jalur aksesnya. Pasalnya, bisa saja produk luar negeri masuk ke Indonesia melalui jalur ilegal.
Wakil Ketua Bidang Perdagangan Kadin Juan Permata Adoe mengatakan pihaknya mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk satuan tugas yang melibatkan Kadin dan organisasinya untuk memberantas impor ilegal dengan tujuan menghentikan peredaran barang impor ilegal di masyarakat.
Kadin Indonesia berharap jalur ilegal yang semakin banyak mendapat akses ke pasar dalam negeri bisa dikendalikan secara efektif, kata Juan dalam keterangan resmi, Rabu (3/7/2024).
Terkait rencana penerapan pajak impor hingga seratus persen, Juan mengimbau Kementerian Perdagangan dan kementerian/lembaga terkait lainnya berhati-hati dalam berpolitik. Mereka meminta pemerintah melibatkan pengusaha sebelum mengeluarkan kebijakan tersebut.
“Hal itu dilakukan untuk memperbaiki kebijakan dan mencegah segala akibat yang mungkin terjadi,” demikian penjelasannya.
Berdasarkan dokumen Bisnis.com, Jumat (28/6/2024), Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan akan segera menerapkan bea masuk sebesar 100%-200% terhadap barang impor. Hal ini untuk mencegah masuknya barang asing ke pasar yang lambat laun akan mematikan sektor industri dan usaha kecil menengah (UMKM) di Tanah Air.
“1-2 hari terakhir ini sudah disempurnakan regulasinya, mudah-mudahan minggu depan sudah selesai,” kata Zulkifli usai pembukaan Pekan Karya Kreatif (KKJ) Jawa Barat dan Pekan Kerajinan Tangan di Jawa Barat (PKJB) 2024. , dalam bahasa Trans. Bandung Convention Center, Jumat (28/6/2024).
Menurut Mendag, hampir seluruh barang impor akan dikenakan pajak impor yang rata-rata sebesar 100%.
Beberapa di antaranya produk kecantikan, sepatu, pakaian, TPT, dan keramik. Semua ini dikenakan pajak impor lebih dari 100%. “Impor kita kendalikan agar tidak mematikan produk industri dalam negeri,” jelasnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel