Bisnis.com, JAKARTA – Para ekonom menilai penurunan cadangan devisa atau cadev pada tahun 2024 tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena masih dalam kondisi yang relatif terkendali.

Direktur Eksekutif Segar Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan, penurunan cadangan devisa senilai US$4,2 miliar atau Rupee India tidak perlu dikhawatirkan. 67,5 triliun rupee (16.087 rupee per dolar AS) pada April 2024 dan Januari-April 2024.

“Saya tidak melihat ada yang perlu dikhawatirkan. Rupee memang tertekan namun masih terkendali. Meredanya tekanan bukan hanya soal rupee. “Fundamental kita diyakini cukup kuat meski belum sempurna,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (5/09/2024).

Anggota Dewan Pengawas Bank Indonesia (BSBI) mengatakan cadangan devisa secara umum tetap stabil di kisaran $136,2 miliar.

Selain itu, barang tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan impor pemerintah dan kewajiban luar negeri untuk jangka waktu lebih dari tiga bulan.

Naik turunnya cadangan devisa merupakan hal yang wajar karena bersifat dinamis dan digunakan untuk berbagai keperluan pembayaran utang negara dan stabilisasi nilai tukar rupee.

“Hal ini menunjukkan bahwa cadev masih relatif aman kecuali kondisinya ekstrem. “Penurunan jumlah kadev bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan,” lanjutnya.

Sementara itu, tekanan terhadap cadangan devisa disebabkan oleh situasi perekonomian global yang masih belum menentu. Kondisi tersebut mengharuskan Bank Indonesia melakukan manuver lebih aktif untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan kondisi pasar keuangan domestik.

BI mencatat jumlahnya mencapai $136,2 miliar pada April 2024. Ini merupakan hasil terendah sejak Desember 2022.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penyesuaian cadangan devisa disebabkan oleh pelunasan utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupee oleh bank sentral. Namun, hal ini bukanlah kondisi yang patut menimbulkan kekhawatiran berlebihan.

“Tidak perlu khawatir dengan berkurangnya cadangan devisa, tidak perlu ragu-ragu, itu hal yang lumrah. Kita memang sedang menuai masa panen, sekarang air sedang surut, kita butuh stabilitas. “Tapi kami memastikan stoknya akan jauh lebih besar dari yang kami butuhkan,” ujarnya, Rabu (5 Mei 2024) dalam media briefing perkembangan ekonomi terkini.

Perry mengatakan BI juga memperkirakan permintaan mata uang asing yang kuat, termasuk musim korporasi dan pembagian dividen, pada kuartal kedua tahun 2024.

Namun, dia meyakinkan cadangan devisa lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan devisa tersebut.

Ia juga yakin devisa ke depan akan kembali naik seiring dengan stabilnya nilai tukar rupee dan masuknya aliran modal ke pasar keuangan dalam negeri.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel