Bisnsi.com, JAKARTA – PT Tokopedia, perusahaan e-commerce dalam negeri, melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya yang tidak disebutkan jumlahnya. PHK besar-besaran terjadi setelah 75% saham perusahaan berpindah ke TikTok.
Nurayni Razak, Direktur Corporate Affairs Tokopedia dan ShopTokopedia, mengatakan mereka telah menemukan beberapa area untuk beradaptasi dengan tujuan perusahaan. Ia tak menampik kabar pemecatan yang beredar beberapa hari terakhir.
“Pasca merger TikTok dan Tokopedia, kami mengidentifikasi beberapa area dalam organisasi yang perlu diperkuat dan diselaraskan tim kami agar selaras dengan tujuan perusahaan,” kata Nurayni, Jumat (14/6/2024).
Alhasil, Nuraini dan pihaknya harus melakukan penyesuaian, termasuk melakukan PHK agar perusahaan bisa terus berkembang.
Untuk itu, kami perlu melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap struktur organisasi sebagai bagian dari strategi pertumbuhan perusahaan lebih lanjut, tambahnya.
Selain itu, Nuraini mengucapkan terima kasih kepada tim TikTok dan Tokopedia atas kontribusi dan komitmennya selama merger. Dia berkata: “Kami akan mencoba mendukung mereka selama masa transisi ini.
Sebelumnya, ByteDance dikabarkan telah memberhentikan 450 karyawannya di bisnis e-commerce Indonesia setelah mengakuisisi 75% saham Tokopedia.
PHK massal bisa dimulai secepatnya pada bulan ini, menurut sumber anonim Bloomberg, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut. Angka terakhir masih dalam pembahasan dan dapat berubah seiring dengan perubahan keadaan.
Hal ini dikatakan sebagai pertanda bahwa raksasa media sosial Tiongkok tersebut sedang memperbarui operasi e-commerce-nya di Indonesia seiring upaya mereka untuk memangkas biaya setelah menggabungkan toko TikToknya dengan Tokopedia milik GoTo Group dalam kesepakatan senilai US$1,5 miliar.
Beberapa analis memperkirakan PHK atau PHK yang dilakukan perusahaan induk TikTok akan terus berlanjut.
Nailul Huda, Direktur Ekonomi dan Ekonom Digital Center for Economic and Legal Research (Celios), mengatakan proses merger TikTok Shop dan Tokopedia menghasilkan efisiensi operasional yang mengurangi jumlah karyawan.
Pasalnya, toko TikTok memiliki bagian yang sama dengan bagian Tokopedia. Artinya Bytedance berpotensi meningkatkan efisiensi.
“Sebenarnya proses merger ini tidak akan berhenti hanya pada PHK terhadap para karyawan tersebut, mungkin kedepannya akan ada proses PHK lagi atau penutupan beberapa unit struktural yang akan memberatkan perusahaan hasil merger. Mungkin ada langkah lebih lanjut,” kata Hooda kepada Bisnis, Rabu (12/6/2024).
Menurut Huda, potensi risiko terhadap lapangan kerja tidak hanya terjadi pada TikTok-Tokopedia, tetapi juga bagi startup digital lainnya, terutama di saat pendanaan terbatas.
“Selama pendanaan sulit, ancaman PHK tetap ada,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan pengendalian aktivitas perusahaan seperti merger dan akuisisi akan menghasilkan efisiensi operasional yang mengurangi jumlah karyawan.
Meski demikian, Heru menilai langkah yang perlu dilakukan dalam menghadapi PHK adalah memberikan hak lebih kepada karyawan yang terdampak. Bahkan, secara global, kinerja Heru diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun 2024.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA