Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah terus membahas usulan pemindahan pintu masuk tujuh komoditas ke Indonesia bagian timur. Pemindahan ini bertujuan untuk mencegah kelebihan kapasitas di pelabuhan yang menjadi pintu masuk produk impor ke Indonesia.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Fajarini Puntodevi mengatakan, opsi pemindahan pelabuhan tersebut saat ini sedang dibahas di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

“Memang ada pilihan, ubah [catatan impor]. “Itu baru dibicarakan di Kementerian Koordinator Perekonomian,” kata Fajarini saat ditemui di Jakarta, Senin (4/11/2024).

Rencana transformasi masuknya barang impor pertama kali muncul pada masa pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Djakowi). 

Saat itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita sepakat memindahkan pintu masuk tujuh barang impor untuk mencegah penimbunan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan Tanjung. Perak, Surabaya. 

Ketujuh produk tersebut adalah tekstil dan produk tekstil, pakaian dan aksesoris pakaian, keramik, elektronik, alas kaki, kosmetik, dan produk tekstil jadi lainnya.

“Itu [backlog barang impor di pelabuhan] sulit dikendalikan karena sudah terlampaui,” kata Zulhas saat ditemui di Kompleks Parlemen, Rabu (4/9/2024). 

Oleh karena itu, pemerintah mempertimbangkan sejumlah pelabuhan alternatif yang bisa menjadi pintu masuk barang impor. Misalnya di Semarang, Jawa Tengah, Belawan, Sumatera Utara, Batam, Kepulauan Riau, Bitung, Sulawesi Utara, Makassar, Sulawesi Selatan, dan Sorong Papua.

Rencana ini sebelumnya telah disampaikan kepada Presiden Jokowi. Dalam usulannya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memaparkan gambaran dan konsep yang akan diterapkan jika terjadi relokasi pelabuhan impor. 

“Ya saya usulkan [transfer] ke presiden. Dengan memasukkan konsep tersebut, kami berharap ada tindakan lebih lanjut dari Presiden dalam waktu dekat, kata Agus, Kamis (19/9/2024).

Agus saat itu mengatakan, pihaknya berencana “mempersulit” produk jadi masuk ke Indonesia dengan memindahkan impor ke Indonesia bagian timur. Sementara impor bahan baku akan membantu pemulihan industri TPT.

“Tujuan kami adalah untuk ‘memperumit’ masuknya produk jadi yang berhubungan dengan tekstil ke Indonesia. Prinsipnya bahan bakunya harus diringankan, karena harusnya diringankan. “Inilah yang akan membantu industri TPT kembali tumbuh,” ujarnya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA