Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perdagangan Indonesia akan kembali bersaldo USD 3,56 miliar pada April 2024. Sedangkan volume perdagangan Januari-April 2024 mencapai $10,87 miliar.
Deputi Direktur Distribusi dan Pelayanan BPS Pudji Ismartini mengatakan pendapatannya turun sebesar $1,02 miliar per bulan (bln/mtm).
Ia mengatakan, volume penjualan pada Maret 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya atau bulan yang sama tahun lalu.
Surplus perdagangan Indonesia pada April 2024 sebesar USD 4,47 miliar. Dengan demikian, perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 46 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, atau 4 tahun berturut-turut, ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (15/05/2024). ).
Menurut dia, nilai perdagangan April 2024 ditopang oleh produk nonmigas yaitu sebesar $5,175 miliar, sedangkan sisanya berasal dari produk minyak bumi (HS 27), minyak hewani atau nabati. minyak bumi (HS 15), besi dan baja (HS 72).
Menurut dia, volume penjualan pada April 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (mtm) dan bulan yang sama tahun lalu (y/y).
Pada saat yang sama, penjualan minyak dan gas menunjukkan penurunan sebesar $1,61 miliar, dengan minyak dan produk minyak bumi berkontribusi terhadap penurunan tersebut.
“Penurunan penjualan migas pada April 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu,” imbuhnya.
Pantauan BPS, nilai ekspor Indonesia menurun menjadi $19,65 miliar pada April 2024. Ekspor April 2024 turun 16,40% dibandingkan Maret 2024 (mtm).
“Pada April 2024, nilai ekspor mencapai USD 19,62 miliar, turun 12,97% dibandingkan Maret 2024. Ekspor migas meningkat 5,03%, dan ekspor produk nonmigas turun 14,06%” ujarnya.
Dikatakannya, penurunan ekspor pada April 2024 disebabkan oleh penurunan ekspor migas khususnya logam mulia, perhiasan, perhiasan yang mengalami penurunan sebesar 2,12%, mesin dan peralatan listrik serta bagiannya sebesar 1,44%. mobil dan suku cadangnya berbagi 0,77%.
Secara year on year, ekspor pada April 2024 meningkat sebesar 1,72%. Dikatakannya, peningkatan ini didorong oleh keuntungan minyak dan gas yang belum dimanfaatkan pada logam mulia dan perhiasan, besi dan baja serta nikel dan lain-lain.
Harga penjualan nonmigas seluruh sektor menunjukkan penurunan secara bulanan, khususnya produksi sebesar 15,95% sehingga berdampak pada penurunan sebesar 11,79%.
Sedangkan nilai barang asal Indonesia pada April 2024 mencapai USD 16,06 miliar atau turun 10,60% (mtm) dibandingkan Maret 2024 dan meningkat 4,62% (y/y) dibandingkan April 2023.
Impor migas pada April 2024 tercatat sebesar $2,96 miliar, turun 11,01% (mtm) dari Maret 2024 atau naik 0,18% (y/y) dari April 2023.
Para ekonom sebelumnya memperkirakan Indonesia akan mencatat rekor volume perdagangan pada April 2024. Namun surplus tersebut diperkirakan lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya.
Faisal Rachman, Ekonom Bank Permata, memperkirakan perdagangan Indonesia akan meningkat sebesar US$3,4 miliar pada April 2024. Peningkatan tersebut turun dibandingkan Maret 2024 sebesar $4,47 miliar.
Faisal mengatakan, menurunnya volume perdagangan Indonesia terutama dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah hari kerja pada April 2024 seiring dengan libur Idul Fitri.
“Kami memperkirakan perdagangan April 2024 akan melebihi $3,4 miliar, turun dari Maret karena cuaca karena April adalah minggu Idul Fitri, sehingga kami perkirakan impor dan ekspor akan menurun karena hari kerja yang lebih sedikit,” ujarnya. pada konferensi pers. , Selasa (14/5/2024).
Sementara itu, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefka juga memperkirakan saldo pada April 2024 akan diturunkan.
“Dalam hal penjualan, kami perkirakan akan sedikit lebih rendah, antara $3,5 miliar hingga $4 miliar,” katanya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel