Bisnis.com, JAKARTA – Manajer investasi PT Syailendra Capital memaparkan strategi bauran portofolio reksa dana jelang pengumuman rebalancing indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Analis ekuitas Syailendra Michael Tjandra mengatakan, berdasarkan free float dan harga, kemungkinan saham yang berpotensi masuk ke pasar LQ45 adalah PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR).
Perusahaan yang berpotensi menjadi indeks saham paling likuid di BEI adalah PT Sido Muncul Tbk. (SIDO) atau PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA).
Lebih lanjut dia menyatakan, Syailendra Capital akan terus fokus pada fundamental ekuitas dibandingkan posisi berdasarkan arus indeks LQ45.
“Menurut kami, jika fundamental perusahaan tetap baik dan masih ada prospek pertumbuhan, meski dikeluarkan dari LQ45, kami akan tetap mempertahankan saham tersebut,” kata Bisnis, Kamis (25/07/2024). .
Mengutip data dana investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Syailendra Capital mencatatkan dana kelolaan (AUM) sebesar Rp30,04 triliun dengan unit penyertaan sebanyak 26,43 miliar unit pada akhir Juni 2024.
Namun dana kelolaan Syailendra Capital turun 8,83% year-on-year dibandingkan akhir Juni 2023 sebesar Rp 32,95 triliun.
Sedangkan menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (24/07/2024), indeks LQ45 mencatatkan koreksi year-on-year (YtD) sebesar 5,50%, sejalan dengan koreksi indeks IHSG sebesar 0,14 . %.
Data BEI hingga Juni 2024 menunjukkan beberapa saham menekan indeks LQ45, antara lain BBRI yang memiliki indeks 28,9 poin, TLKM yang memiliki 21 poin, dan GOTO yang memiliki indeks 16,26 poin.
Saham AMMN mengangkat indeks LQ45 sebesar 7,97 poin, BBCA sebesar 7,91 poin, dan BMRI sebesar 2,84 poin.
Sedangkan menurut data Terminal Bloomberg per 22 Juli 2024, ada beberapa saham LQ45 yang valuasinya terdiskon. Jika mengacu pada perhitungan PER di bawah 10 kali dan PBV di bawah 1 kali, maka setidaknya ada lima saham dengan valuasi terdiskon di indeks ini.
Beberapa saham yang PER kurang dari 10 kali dan PBV kurang dari satu antara lain ASII, ADRO, PGAS, INKP dan GGRM.
Penafian: Laporan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel