Bisnis.com, Jakarta – Reaktor chat terbesar di dunia akhirnya berhasil dirakit, namun reaktor tersebut baru akan beroperasi hingga 15 tahun ke depan.

Reaktor fusi Proyek Energi Fusi Internasional (ITER), yang terdiri dari 19 kumparan besar di sekitar beberapa magnet toroidal, awalnya direncanakan untuk memulai pengujian skala penuh pada tahun 2020.

Kini para ilmuwan mengatakan bahwa reaktor tersebut akan terbakar pada awal tahun 2039.

Artinya, energi fusi berbasis tokamak milik ITER tidak bisa menjadi solusi terhadap krisis iklim.

“Jelas penundaan ITER tidak mengarah ke arah yang benar,” kata Direktur Jenderal ITER Pietro Barbaschi seperti dikutip di LiveScience.

Reaktor fusi nuklir terbesar di dunia ini merupakan hasil kolaborasi antara 35 negara, termasuk seluruh Uni Eropa, Rusia, China, India, dan Amerika Serikat. Reaktor ini berisi magnet terkuat di dunia yang mampu menghasilkan magnet Bidang 280.000. Dua kali lebih banyak. Kuat karena melindungi bumi.

Desain reaktor yang mengesankan juga memiliki label harga yang sama tingginya. Awalnya direncanakan menelan biaya sekitar $5 miliar dan mulai beroperasi pada tahun 2020, namun kini mengalami beberapa penundaan dan anggarannya telah mencapai lebih dari $22 miliar, dengan $5 miliar untuk menutupi biaya tambahan.

Biaya dan penundaan yang tidak terduga ini menjadi penyebab penundaan terbaru dalam 15 tahun.

Para ilmuwan telah mencoba memanfaatkan kekuatan fusi nuklir – proses pembakaran bintang – selama lebih dari 70 tahun. Dengan menggabungkan atom hidrogen menjadi helium pada tekanan dan suhu tinggi, bintang deret utama mengubah materi menjadi cahaya dan panas, menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah radioaktif yang berumur panjang.

Namun menduplikasi kondisi di inti bintang bukanlah tugas yang mudah. Desain reaktor fusi yang paling umum, tokamak, bekerja dengan memanaskan plasma (salah satu dari empat wujud materi, yang mengandung ion positif dan elektron bebas bermuatan negatif) sebelum dimasukkan ke dalam ruang reaktor berbentuk donat dalam medan magnet yang kuat.

Tantangannya, bagaimanapun, adalah menjaga plasma yang bergejolak dan sangat panas tetap hidup sampai fusi nuklir terjadi. Ilmuwan Soviet Nathan Yavlinsky Dia telah merancang tokamak pertama pada tahun 1958, namun belum ada yang berhasil menciptakan reaktor yang dapat melepaskan energi lebih dari yang dibutuhkan.

Salah satu kendala utama adalah menangani plasma yang cukup panas hingga meleleh. Reaktor fusi memerlukan suhu yang sangat tinggi (beberapa kali lebih panas dari Matahari) karena harus beroperasi pada tekanan yang jauh lebih rendah dibandingkan di bintang.

Inti Matahari, misalnya, mencapai suhu sekitar 27 juta Fahrenheit (15 juta Celcius), namun tekanannya setara dengan 340 miliar kali tekanan atmosfer di permukaan laut di Bumi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel