Bisnis.com, JAKARTA – Rasio klaim program Jaminan Kematian Kerja (JKM) BPJS diperkirakan mencapai 100% mulai tahun 2026. 

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN TA 2025 Buku II, pemerintah memproyeksikan rasio klaim program JKM akan mencapai 113,2% pada tahun 2026, kemudian memburuk menjadi 118,5% pada tahun 2027, 122,2% pada tahun 2028, dan memburuk menjadi 124,6%. . pada tahun 2029.

Rasio klaim JKM pada akhir tahun 2024 diperkirakan masih aman sebesar 91,4% meski dalam tren meningkat. Sedangkan proyeksi kekayaan bersih Dana Jaminan Sosial (DJS) program JKM sebesar Rp 8,20 triliun pada tahun 2024 dan diperkirakan akan tetap positif pada tahun 2025.

Meski aset bersih program DJS JKM tahun 2025 diperkirakan masih positif, namun pada tahun 2027 bisa saja defisit jika rasio kerugian program JKM tetap terkendali.

“Ya diperkirakan tahun 2027 defisit. Claims Ratio di atas 100%. Artinya kekuatan dana JKM akan terus turun. Dan ini kurang bagus untuk provisi. Karena kekuatan dana bisa menjamin pembayaran klaim. ,” kata Koordinator BPJS Watch Pertahanan Timboel Siregar, Selasa (3/9/2024).

Berdasarkan laporan keuangan audit BPJS Ketenagakerjaan tahun 2023, aset bersih program DJS JKM mengalami penurunan sebesar 0,29% year-on-year menjadi Rp 10,78 triliun pada tahun 2023 dari Rp 10,81 triliun pada tahun 2022. Terjadi defisit pada program DJS JKM. tahun ini. Rp653,31 miliar, sehingga saldo akhir DJS program JKM tahun 2023 mencapai Rp10,12 triliun.

Pada tahun 2023, pendapatan iuran program JKM mencapai Rp3,55 triliun, sedangkan biaya penjaminan mencapai Rp3,21 triliun. Total pendapatan sebesar Rp4,72 triliun dan total pengeluaran mencapai Rp5,38 triliun. Dengan demikian, defisit program DJS JKM tahun ini sebesar Rp653,31 miliar, lebih buruk dibandingkan defisit tahun 2022 saat ini sebesar Rp32,36 miliar.

Timboel mengatakan, jika tren kondisi keuangan terus berlanjut karena rasio piutang JKM tidak bisa dipertahankan, bisa membuat aset DJS JKM benar-benar negatif.

“Kalau inflownya lebih kecil dari pembayaran klaim, loss rasionya di atas 100%. Sekarang dana yang ada tergerus maka rugi,” kata Timboel. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel