Bisnis.com, Jakarta – Aksi korporasi berupa pembelian PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Atau pembatalan BTN (BBTN) sudah terkonfirmasi.

Diketahui, Unit Usaha Syariah (UUS) BTN yakni BTN tengah merencanakan aksi korporasi berupa pengambilalihan, dalam rangka pemisahan atau spin-off BTN Syariah menjadi bank umum syariah. BTN juga sedang mempertimbangkan akuisisi Bank Muamalat.

BTN Syariah rencananya akan merger dengan Bank Muamalat setelah selesainya proses akuisisi. BTN telah melakukan uji tuntas dengan bank syariah pertama di Indonesia. 

Awalnya, direksi BTN mengarahkan uji tuntas tersebut selesai pada April 2024. Namun, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Dengan tidak pernah menyadarinya pada akhirnya. Nepitupulu membenarkan BTN membatalkan akuisisi Bank Muamalat. 

Namun Nixon enggan membeberkan alasan utama batalnya pembelian Bank Muamalat. 

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Dikatakan, “Secara umum kami menyatakan tidak akan melanjutkan akuisisi Bank Muamalat.” Nepitupulu VI saat rapat dengan Panitia DPR RI, Senin (08/07/2024).

Menanggapi pernyataan Nixon, Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Hayunaji mengatakan Bank Muamalat belum menerima informasi resmi terkini mengenai rencana merger Bank Muamalat dan BTN Syariah. 

“Ini domain BPKH [Badan Pengelola Keuangan Haji] sebagai pemegang saham utama Bank Muamalat, dan instruksinya akan kami ikuti. Kami mengapresiasi upaya semua pihak dalam proses perencanaan merger antara Bank Muamalat dan BTN Syariah” kata Hyunaji. Kembali berbisnis pada Selasa (09/07/2024).

Sementara itu, Bank Muamalat memandang merger sebagai kegiatan organik atau operasi perusahaan anorganik yang terpisah dari bisnis biasa.

Pembatalan akuisisi Bank Muamaalat tidak memberikan dampak apa pun terhadap kegiatan usaha atau operasional Bank Muamaalat dan juga tidak menimbulkan gangguan organik atau gangguan bisnis seperti biasa.

Menurutnya, Bank Muamalat akan fokus pada kepentingan nasabah dan pemegang saham, terutama dalam melayani aktivitas perbankan sehari-hari.

Bank Muamalat juga akan mengedepankan tata kelola yang baik dan mematuhi peraturan yang berlaku, kata Heunaji.

‘bank yang sakit’

Komisi VI DPR RI mengeluarkan pemberitahuan kepada Bank Mumalat terkait pembatalan pengadaan oleh BTN.

Mufti Anam, Anggota Komite VI Fraksi PDIP DPR RI, mengatakan, “Meski kita bersyukur [membatalkan akuisisi Bank Muamalat oleh BTN], saya menolak keras rencana penggabungan BTN Syariah dengan Bank Muamalat.” 

Mereka khawatir akuisisi Bank Muamalat oleh BTN akan membebani pemerintah karena BTN termasuk dalam kategori bank Himbara. 

“Jangan sampai tercatat dalam sejarah bahwa BTN punya bank bermasalah. Jangan dibiarkan dalam ketidakpastian,” ujarnya.

Mohammad Hekal, Wakil Ketua Komite VI DPR RI Partai Gerindra, juga mengatakan pembatalan akuisisi Bank Muamalat oleh BTN juga menimbulkan pertanyaan mengenai permasalahan Bank Muamalat.

“Kalau boleh jujur, saya pernah dengar hasil auditnya kurang bagus. Kalau kurang bagus, kami tidak ingin menjadi masalah bagi BTN ke depan,” ujarnya.

Terpisah, Anggota Panitia Fraksi VI DPR Gerindra M. Husni mengingatkan BTN soal kesehatan Bank Mumalat. Bahkan, Husni sempat menyebut Bank Muamalat sebagai bank sakit karena rasio kecukupan modal (CAR) mendekati 12% pada 2017. 

“Bank Muamalat kenapa dibobol? Harusnya ritel, tapi korporasinya yang menghajar dan memberikan kredit gila-gilaan hingga menambah pesawat Batavia Air yang sudah tidak bisa terbang dan banyak hal yang dilanggar,” ujarnya. Audiensi publik pada Maret 2024.

Rapor bank muamalat berwarna merah

Sekadar informasi, kami sampaikan bahwa Bank Muamalat beberapa kali mengalami resesi. Krisis Bank Muamalat mulai terlihat pada tahun 2017, ketika CAR Bank Muamalat hanya sebesar 11,58% dan rasio non-performing financing (NPF) lebih dari 5%. 

Upaya dilakukan untuk menyelamatkan situasi bank. Seiring berjalannya waktu, BPKH menjadi pemegang saham utama. BPKH menjadi pemegang saham Muamalat pada November 2021 setelah mendapat dukungan finansial dari Islamic Development Bank (IDB), Bank Baubayan, Atwill Holdings Limited, Kuwait National Bank, IDF Investment Foundation, dan BMF Holding Limited.

Penerbitan saham mencapai setara dengan 7,9 miliar lembar saham atau 77,42%. Pengalihan tersebut untuk menyelenggarakan, menjalankan dan mengembangkan usaha BPKH di bidang perbankan syariah, serta Muamalat menjadi pemegang saham mayoritas.

Seiring berjalannya waktu, kinerja Bank Muamalat semakin membaik. Pada triwulan I tahun 2024, Bank Muamalat telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 21,38 miliar atau meningkat 10,21% year-on-year (year-on-year).

Aset bank juga meningkat 5,42% menjadi Rp64,93 triliun pada Maret 2024. Dengan peningkatan pembiayaan, NPF bruto membaik menjadi 2,22% dari 2,75%. Namun NPF netto meningkat dari 0,75% menjadi 1,17%.

Di sisi lain, CAR Bank Muamalat mencapai 30,93% per Maret 2024 dibandingkan 32,38% pada periode yang sama tahun lalu.

Pada Maret 2024, Bank Muamalat juga meraih laba bersih sebesar Rp2,78 miliar, namun turun 72,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp10,23 miliar.

Direktur Kepatuhan Bank Muamalat Karno mengatakan Bank Muamalat masih melakukan upaya restrukturisasi. Salah satu aspek kinerja yang tetap konstan adalah kualitas pendanaan atau rasio NPF.

“[NPF] itu tanggung jawab kami dalam proses bisnis yang kami jalankan, kami pantau dan manfaatkan dengan baik,” ujarnya usai acara Mid-Year Banking and Economic Outlook pekan lalu (02/07/2024). ” 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Dian Adiyana Rae mengatakan Bank Mumalat kini telah menunjukkan kemajuan positif dalam meningkatkan kinerjanya.

“Bank Muamalat sudah melalui proses recovery. Ada action plannya. Tapi yang jelas banknya [Bank Muamalat] normal, banknya sehat,” kata DPR XI. Usai rapat kerja dengan panitia. Maret lalu (26/03/2024). 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel