Bisnis.com, JAKARTA – Rencana target produksi minyak mencapai 1 juta barel per hari pada tahun 2030 semakin jauh dari tercapai, seiring dengan menurunnya realisasi transportasi dalam 5 tahun terakhir.  

Begitu pula dengan valuasi transportasi gas bumi yang biasanya lebih rendah dibandingkan 5 tahun lalu. Meski prospek tambahan produksi dari penemuan baru lebih menjanjikan. 

Berdasarkan data terkini Kementerian ESDM, konsumsi minyak terus mengalami penurunan. Realisasi produksi minyak pada Juni 2024 tercatat sebesar 578.000 barel per hari (bopd), di bawah target APBN 2024 sebesar 635.000 barel per hari. 

Rekor produksi minyak pada tahun-tahun sebelumnya juga meleset dari sasaran. Pada tahun 2023, capaian produksi minyak tercatat sebesar 606.000 bph, menyimpang dari target APBN 2023 sebesar 660.000 bph. 

Hal serupa juga terjadi pada tahun 2022, realisasi angkutan minyak hanya mencapai 612.000 barel per hari atau 87,1% dari target 703.000 barel per hari yang tercantum dalam APBN 2022.

Pada tahun 2021, pemerintah juga menargetkan produksi minyak sebesar 705.000 bopd, namun yang terealisasi hanya 659.000 bopd. Pada tahun sebelumnya, produksi minyak mencapai 708.000 bph atau kurang dari target sebesar 755.000 bph. 

Di sisi lain, pengangkutan gas bumi tumbuh moderat. Pasokan gas bumi pada semester I 2024 tercatat sebesar 6,635 miliar standar kaki kubik per hari (MMscfd). Produksi semester I lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 6.630 MMscfd. 

Sementara realisasi pengiriman gas turun menjadi 6.490 MMscfd pada tahun 2022, turun dari 6.668 MMscfd tahun lalu dan 6.665 MMscfd pada tahun 2020. Sementara itu, pemerintah menargetkan mencapai 12 miliar kaki kubik (BCF) pada tahun 2030. Sinergi diperlukan untuk meningkatkan produksi.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyadari bahwa produksi migas Indonesia menghadapi tantangan besar.

Melihat situasi tersebut, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan koperasi pekerja (KKKS) untuk mencapai tujuan transportasi.

Hal ini memberikan kesempatan kepada kelompok Anda untuk memberikan masukan kepada pimpinan KKKS atau meminta bantuan pemerintah mengenai permasalahan mereka. 

“Dari target produksi minyak sebesar 635.000 bopd pada tahun 2024, produksi saat ini baru mencapai 579.000 bopd. Sedangkan untuk gas, dari target 5.785 MMscfd, saat ini baru mencapai 5.366 MMscfd. Masih terdapat kelemahan yang perlu dibenahi. ujar Dwik dalam keterangannya, Senin (8/5/2024). 

Dalam situasi ini, pemerintah memahami adanya krisis nasional yang harus disikapi dengan upaya agresif mengatasi hambatan produksi. Oleh karena itu, SKK Migas akan meningkatkan pengawasan dan mengambil tindakan untuk memastikan program KKKS berjalan sesuai rencana.

Ia juga mengingatkan KKKS untuk berkomitmen pada rencana kerjanya untuk mencapai target minyak akhir tahun sebesar 594.000 bopd. Sebab, target tahun ini akan berdampak pada entry point sekitar 634.000 barel per hari pada tahun 2025. 

Dari sisi gas, meskipun realisasi transfer gas secara year-to-date sebesar 5.366 MMscfd, namun per 25 Juli 2024, peningkatan hariannya mencapai 5.919 MMscfd, atau lebih dari 2% dari target peningkatan APBN sebesar 5.785 MMscfd.

“Kami juga fokus untuk mempercepat penambahan produksi sebesar 174 MMscfd, terutama dari KKKS HCML dan Pertamina EP Cepu. Selain itu, menjaga stabilitas operasional sangat penting untuk menghindari unplanned shutdown, sehingga kami optimis dapat mencapai skenario transfer gas sebesar 5.544 MMscfd. jelasnya. 

Meski menghadapi tantangan produksi, kata Dwi, industri migas masih menunjukkan prospek cerah. Pasalnya, banyaknya penemuan besar di wilayah Geng Utara dan Layaran membuat Indonesia masuk dalam daftar penemuan terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020 hingga 2024.

“Kami juga melihat antusiasme dari sisi investasi. Kami berharap Indonesia bisa memimpin industri migas di Asia Tenggara di tahun-tahun mendatang, melalui penelitian yang signifikan dan komitmen pemerintah dalam memperbaiki iklim investasi,” ujarnya. . 

Untuk menjaga komitmen tersebut, SKK Migas dan KKKS menandatangani kesepakatan untuk mencapai target produksi migas tahun ini. 

Sementara itu, terdapat banyak komitmen untuk melaksanakan rencana kerja dan anggaran (WP&B) 2024, mengurangi isu-isu kritis, inisiatif jangka pendek, standar kesehatan, keselamatan dan lingkungan, optimalisasi downtime yang direncanakan, implementasi yang efisien, akselerasi bisnis, peningkatan pengelolaan aset dan pemerintahan. membantu

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel