Bisnis.com, JAKARTA – Pendapatan sektor perbankan sedikit meningkat pada tiga bulan pertama tahun ini atau kuartal I 2024. Sementara itu, sekelompok kecil bank mencatatkan kinerja profitabilitas terburuk.

Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank umum memperoleh pendapatan sebesar Rp 61,87 triliun pada Maret 2024, tumbuh 2,01% secara year-on-year.

Bank Bermodal Kelompok (KBMI) I atau bank kecil mencatatkan kinerja terburuk, anjlok 14,29% menjadi Rp3,35 triliun pada Maret 2024.

Sedangkan KBMI II proyeksikan pendapatan Rp5,29 triliun hingga Maret 2024, turun 7,92%.

Sementara bank lapis kedua atau KBMI III dan bank jumbo atau KBMI IV mencatat peningkatan profitabilitas. Pendapatan KBMI III meningkat 8,7% menjadi Rp10,7 triliun pada Maret 2024. 

Selain itu, pendapatan KBMI IV yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik 3,47% menjadi Rp 42,51 triliun. “Korban” skala BI 

Sementara itu, beberapa bank kecil atau CBMI I juga melaporkan penurunan pendapatan pada kuartal I 2024. PT Bank MNC Internasional Tbk. Misalnya, perusahaan milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo (BABP) membukukan penurunan pendapatan sebesar 31,98 persen sebesar Rp 14,84 miliar pada kuartal I 2024.

PT Bank Ina Perdana Tbk juga mengalami penurunan laba hingga dua digit. Milik Bayon Anthony Salim ( BINA ) membukukan laba bersih sebesar P32,82 miliar pada kuartal I 2024, turun 44,22 persen dari tahun lalu P58,84 miliar.

Begitu pula dengan pendapatan PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) bagian KBMI I yang turun 13,96% year-on-year menjadi Rp 4,31 miliar pada kuartal I 2024, turun dari sebelumnya Rp 5 miliar.

Sebelumnya, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menjelaskan, pendapatan bank-bank kecil menurun akibat tren suku bunga tinggi. 

BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga utama atau BI rate sebesar 25 basis poin (bps) dari 6% menjadi 6,25% pada rapat Dewan Pengurus (RGM) pada 23-24 April 2024. Ini merupakan kenaikan pertama sejak Oktober 2023. 

Sementara itu, dalam RDG terbaru tanggal 21-22 Mei 2024, BI memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di angka 6,25%. 

Menurut Trioxa, bank kecil ini menjadi “korban” kenaikan suku bunga nominal menjadi 6,25 persen.

Penurunan pendapatan disebabkan oleh pelonggaran restrukturisasi utang, melemahnya rupee dan kondisi perekonomian, serta berkembangnya daya beli masyarakat secara menyeluruh, lapor Bisnis sebelumnya.

Menurut dia, dengan kondisi perekonomian global dan nasional yang masih akan kembali menaikkan suku bunga, Trioxa memperkirakan penurunan pendapatan tersebut masih bisa berlanjut pada paruh kedua tahun 2024.

Direktur Eksekutif PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) Efdinal Alamsyah mengatakan tren suku bunga tinggi memang menyulitkan perbankan.

“Menaikkan suku bunga akan berdampak pada peningkatan biaya keuangan.”

Selain itu, kenaikan prime rate akan menyebabkan penurunan pertumbuhan kredit. Margin bunga bersih (NIM) perbankan akan mengalami tekanan seiring dengan tren kenaikan suku bunga.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel