Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas emiten yang tergabung dalam grup Hermanto Tanoko meningkatkan pendapatannya pada sembilan bulan tahun 2024. PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) menjadi emiten tersukses dari sisi pendapatan dan laba bersih.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, setidaknya ada delapan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terkait dengan grup Hermanto Tanoko. Kedelapan emiten tersebut adalah PT Avia Avian Tbk. (AVIA), PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO), PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. (BANGKIT), PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. (CAKK), PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk. (DEPO), PT Mega Perintis Tbk. (ZONA), PT Penta Valent Tbk. (PEVE) dan PT Unggul Prima Sukses Tbk. (DIBERKATI).

Pada Januari hingga September 2024, delapan penerbit secara kolektif mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Pendapatan CLEO tumbuh paling besar sebesar 31,51% year-on-year (YoY) menjadi Rp 1,97 triliun.

Sedangkan nilai pendapatan 9 bulan pertama tahun 2024 tertinggi di antara emiten terkait Crazy Rich Surabaya Hermanto Tanoko adalah emiten berkode saham AVIA senilai Rp 5,4 triliun. Sedangkan nilai pendapatan terkecil dimiliki penerbit keramik CAKK dengan nilai Rp 163,53 miliar.

Meski pendapatannya menghijau, namun keuntungan penerbit afiliasi Hermanto Tanoko relatif datar pada Januari hingga September 2024. Penerbit air minum dalam kemasan (AMDK), CLEO, kembali tampil sebagai jagoan dengan peningkatan laba bersih tertinggi di antara delapan penerbit afiliasi bersama Hermanto Tanoko , CEO Grup Tancorp.

Kinerja Pendapatan Affiliate Publisher Hermanto Tanoko (Rp Miliar)

Dalam sembilan bulan tahun 2024, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk CLEO meningkat 58,18% year-on-year menjadi Rp33,95 miliar dari Rp209,22 miliar.

Sedangkan AVIA masih terikat dengan emiten Hermanto Tanoko dengan laba bersih terbesar yakni Rp 1,16 triliun atau tumbuh 1,77% year-on-year dari Rp 1,14 triliun per 9 Mei 2023.

Selain CLEO, RISE juga meraih pertumbuhan laba yang kuat sebesar 44,96% YoY menjadi Rp25,64 miliar, PEVE tumbuh 33,78% YoY menjadi Rp32,04 miliar dan BLES tumbuh 21,15% YoY tahun menjadi Rp125,84 miliar.

Sebaliknya, laba bersih ZONE dan DEPO justru mengalami penurunan sepanjang sembilan bulan tahun 2024. ZONE membukukan laba bersih sebesar Rp 10,47 miliar atau turun 77% YoY, sedangkan laba bersih DEPO turun 6,67% YoY year-year menjadi Rp 56,78 miliar . Sementara CAKK membukukan kerugian triwulanan sebesar Rp7,8 miliar pada Q3 2024, turun dibandingkan Rp17,84 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024.

Kinerja laba (rugi) bersih* emiten terkait Hermanto Tanoko (Rp Miliar)

*) Laba (rugi) menjadi milik pemilik perusahaan induk

CEO CLEO Melisa Patricia mengatakan, pertumbuhan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan penjualan perseroan dalam periode sembilan bulan tahun ini.

Segmen air minum dalam kemasan masih menjadi kontributor utama pendapatan dan laba perseroan dengan penjualan sebesar Rp 1,08 triliun menyumbang 54% terhadap total pendapatan CLEO.

Sementara pendapatan segmen non-AMK tercatat sebesar Rp 861,98 miliar atau setara 44% dari total pendapatan perseroan. Sedangkan pendapatan dari produk lainnya tercatat sebesar Rp34,99 miliar atau setara 2% dari total pendapatan.

Pendapatan CLEO Q3 sebesar Rp 1,98 triliun, meningkat 32% dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 1,50 triliun. Sedangkan biaya pokok tercatat sebesar Rp 819,47 miliar, naik 22% year-on-year menjadi Rp 669,91 miliar.

Melisa dikutip dalam siaran persnya pada Jumat, 11 Januari 2024: “Keberhasilan yang berkelanjutan dalam mencatatkan pertumbuhan positif yang signifikan dimungkinkan karena CLEO terus memperluas seluruh jaringan pemasaran online dan pabriknya di seluruh Indonesia”.

Hingga saat ini, CLEO memiliki 31 pabrik yang beroperasi dengan lokasi di seluruh tanah air. Penempatan pabrik di berbagai wilayah merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mendekatkan fasilitas produksi kepada konsumen.

Secara terpisah, para eksekutif AVIA menjelaskan, perseroan mencatatkan penjualan dua digit pada kuartal III 2024, yakni kenaikan year-on-year sebesar 12,1% dan kenaikan quarter-on-quarter sebesar 14,7%.

“Pertumbuhan volume penjualan ini terutama didukung oleh segmen cat tembok yang tumbuh dua digit dari tahun ke tahun dan kuartal ke kuartal. “Pencapaian ini sejalan dengan strategi AVIA untuk terus memperkuat posisinya di segmen cat tembok,” tulisnya dalam keterangan resmi, Kamis (31 Oktober 2024).

Ia menambahkan, meski kondisi perekonomian penuh tantangan, EBITDA yang diraih AVIA mencapai Rp 1,43 triliun dengan margin 26,5% pada 9M 2024. Pada periode yang sama, laba AVIA mencapai Rp 1,16 triliun dengan margin keuntungan Rp 16. triliun. 21,5%.

Saat ini, AVIA mengoperasikan total 162 pusat distribusi termasuk 123 pusat distribusi milik sendiri dan 39 pusat distribusi pihak ketiga. Selain itu, AVIA didukung oleh 15 pusat distribusi kecil yang dapat menjangkau pelosok Indonesia. Jaringan distribusi AVIA tersebar di 38 provinsi di Indonesia dan telah melayani lebih dari 57.000 toko perangkat keras.

Sementara itu, CEO perseroan Andrew Prima Sukses mengatakan kinerja perseroan sejak Q3 2024 antara lain didukung oleh re-commissioning Pabrik 1 Mojokerto dan Mesin 2 Lamongan – yang sebelumnya mengalami peningkatan kapasitas pada Q2. tahun 2024.

Dengan demikian, total kapasitas terpasang BLES kini menjadi 4,6 juta m3/tahun dibandingkan sebelumnya 3,2 juta m3/tahun pada tahun 2023. BLES merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bata ringan dengan merk BLESSCON dan SUPERIORE BLOCK.

Dari sisi ekspansi, BLES saat ini sedang membangun lima pabrik di Banjarnegara, Jawa Tengah. Pabrik tersebut diharapkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2025 dan memiliki kapasitas terpasang sebesar 1 juta m3/tahun, sehingga total kapasitas terpasang BLES menjadi 5,6 juta m3/tahun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel