Bisnis.com, JAKARTA — Penerbit Batubara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) memberikan prakiraan industri batubara pada semester II/2024.

Sekretaris Bukit Asam Niko Chandra menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi sektor batubara tahun ini. Salah satunya adalah fluktuasi harga batu bara.

Fluktuasi tersebut dipengaruhi oleh keseimbangan pasokan dan permintaan serta perekonomian negara konsumen batu bara terbesar seperti China dan India, ujarnya, Kamis (18/7/2024). 

Selain itu, lanjut Niko, industri batu bara juga terkena dampak dinamika harga perusahaan energi lain yang menggantikan situasi geopolitik. 

Oleh karena itu, PTBA berupaya untuk tetap fleksibel dan responsif dalam menghadapi kondisi eksternal, jelasnya.

Di sisi lain, PTBA disebut tengah melakukan sejumlah upaya peningkatan kapasitas pengangkutan batu bara untuk mempercepat monetisasi cadangan batu bara. 

Sebelumnya, Ketua PTBA Arsal Ismail mengatakan peningkatan kapasitas transportasi merupakan langkah strategis untuk mendukung kerja PTBA. 

Pada tahun 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, beredar 43,1 juta ton, dan transportasi 33,7 juta ton. Untuk mencapai tujuan tersebut, PTBA menggandeng PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ), anak perusahaan PT Titan Infra Energy Group yang bergerak di bidang jasa pemuatan batu bara. 

SDJ akan memberikan layanan logistik pemindahan batubara dari pelabuhan muat Sungai Musi ke kapal induk di Pelabuhan Tanjung Kampeh. Volume pengangkutan batu bara diperkirakan sekitar 2,5 juta ton tahun ini.

“Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan realisasi pengangkutan dan penjualan batubara PTBA sehingga dapat langsung memberikan nilai tambah bagi perusahaan,” kata Arsal. 

Sebelumnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmava menjelaskan meski masih ada ketegangan geopolitik, namun volatilitas pergerakan harga batu bara saat ini tidak terlalu tinggi.  

Menurut perhitungan Dharma, harga batu bara akan mencapai 101-150 dolar per ton pada akhir tahun. Menurutnya, volatilitas harga batu bara yang terjadi selama ini masih sejalan atau sejalan dengan ekspektasi Mirae Asset Sekuritas. 

Sementara Mirae Asset Sekuritas memberi rating hold pada saham PTBA dengan target harga Rp 2.500.

PTBA mengumumkan hasil keuangan kuartal I/2024. Realisasi top dan bottom line mengalami penurunan.

Rinciannya, PTBA mencatatkan omset sebesar Rp 9,4 triliun pada kuartal I 2024. Angka tersebut turun 5,5% dari Rp 9,95 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, perkiraan konsensus pendapatan PTBA sebesar Rp 9,826 triliun pada Q1 2024.

Apalagi PTBA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 790,9 miliar pada kuartal I 2024. Kinerja tersebut mencerminkan koreksi 31,99% dari Q1 2023 sebesar Rp 1,16 triliun.

Sementara itu, laba bersih PTBA kuartal I 2024 juga berada di bawah perkiraan konsensus sebesar Rp 1,06 triliun.

Penafian. Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel