Bisnis.com, PRAYA – Shell optimistis bisnis pelumas di Indonesia tetap menjanjikan. Jumlah penduduk RI terbesar keempat di dunia. itulah sebabnya Era mobil listrik menghadirkan tantangan dan peluang.

Andri Pratiwa, Managing Director Shell Lubricants Indonesia, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sejajar dengan negara lain. Oleh karena itu, Indonesia menjadi pasar penting bagi Shell.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak ditopang oleh proyek infrastruktur. Oleh karena itu, bisnis peralatan industri juga berkembang pesat. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pasar penting bagi Shell Indonesia.

“Kami memandang Indonesia sebagai pasar yang sangat penting. Kami berkontribusi terhadap pertumbuhan Indonesia. “Di Indonesia Kami berkomitmen terhadap investasi berkelanjutan,” ujarnya, Sabtu (7/6/2024).

Sementara itu, sejak awal tahun 2015, Shell Indonesia telah membangun pabrik pelumas pertamanya, Marunda, di Bekasi. Kapasitas produksinya mencapai 136 juta liter per tahun.

Pada tahun 2022, Shell akan memperluas Marunda Blending Plant (Marunda Blending Plant/LOBP) di Bekasi. Untuk memenuhi meningkatnya permintaan produk pelumas berkualitas tinggi di Indonesia, LOBP melakukan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga memproduksi hingga 300 juta liter pelumas per tahun. dibandingkan kapasitas produksi awal sebesar 136 juta liter

Pada bulan Maret 2024, pabrik GMP pertama akan mulai beroperasi di Indonesia. Pabrik minyak cangkang Indonesia akan memiliki kapasitas produksi sebesar 12 juta liter per tahun. dan akan menjadikannya pabrik minyak terbesar ketiga yang dibangun oleh Shell di dunia.

Gemuk Shell dengan merek Gadus merupakan pelumas dengan viskositas tinggi yang mengurangi gesekan antara dua permukaan kontak. GMP memproduksi produk gemuk yang biasa digunakan dalam aplikasi seperti bantalan dan perkakas.

Gemuk juga diaplikasikan pada seluruh kendaraan atau peralatan di berbagai bidang seperti pertambangan, bijih besi, robot, hingga peralatan yang berhubungan dengan konversi energi seperti kendaraan, kereta api kecepatan tinggi, listrik, dan generator energi terbarukan.

Fasilitas tersebut akan mampu menghasilkan produk gemuk berkualitas tinggi dalam berbagai kemasan seperti drum, kantong air, dan kantong cair. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dari berbagai industri. Termasuk produksi umum Bubuk dan lembaran logam disipasi energi, armada, konstruksi, pertanian, produksi energi dan pertambangan.

Kilang tersebut berencana memproduksi sebagian besar produk pelumas Shell di Indonesia. Meningkatkan partisipasi domestik dalam perekonomian dan menciptakan lapangan kerja bagi talenta Indonesia.

Dengan kapasitas produksi yang terus bertambah Shell berharap dapat memenuhi permintaan pasar domestik yang terus meningkat pada tahun 2030.

“Kami mendukung program pemerintah untuk membantu devisa. Untuk menjaga nilai tukar mata uang asing dan juga menciptakan nilai ekonomi Karena dibangun di sini dengan talenta-talenta di sini,” ujarnya.

Ia yakin dengan adanya pabrik minyak baru ini akan membantu Shell memasok minyak ke berbagai industri. di Indonesia dengan lebih mudah Pasalnya, hingga saat ini lemak yang dijual Shell bukan diproduksi di Indonesia, melainkan diimpor.

Jika nantinya GMP berhasil, maka 98% produk yang dipasarkan di Indonesia akan diproduksi langsung di Indonesia. Pasalnya, sebelum diluncurkannya GMP, produk cangkang yang diproduksi di Indonesia hanya 90%, sisanya 2% produk masih diimpor, lebih banyak untuk program khusus dari Original Equipment Produsen (OEM) kendaraan listrik.

Untuk memanfaatkan peluang ini, Shell Electric telah mengembangkan serangkaian pelumas elektronik khusus. Cairan tersebut telah dikirimkan ke beberapa produsen mobil listrik, namun pihaknya belum bersedia membeberkan lebih lanjut mengenai merek mobil listrik tersebut. Ada tiga jenis pelumas yang dibuat untuk kendaraan listrik: oli roda gigi listrik Shell EV-plus, oli roda gigi Shell EV plus pemanas listrik. dan oli Shell EV plus gemuk elektronik.

“Kami memiliki kapasitas produksi di Indonesia untuk dijual ke pasar lokal. Jadi tidak perlu impor lagi. Tentu saja produk ini belum tersedia di pasaran umum. “Kami sudah mempersiapkannya dengan matang. Melihat semakin banyak mobil listrik di jalan Semakin banyak peluangnya,” kata Andri.

Menurut era kelistrikan, hal tersebut tidak dianggap sebagai ancaman bagi bisnis pelumas. Namun berpotensi untuk berkembang meski saat ini masih kecil. Peningkatan juga terjadi pada penggunaan kendaraan hybrid seperti ICE (motor listrik), kendaraan listrik (EV), dan hybrid, sehingga memberikan peluang yang sangat besar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.