Bisnis.com, JAKARTA – Penyedia bank PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dan PT Barito Renewables Energy Tbk. Prajogo Pangestu (BREN) kini masuk dalam Financial Times Stock Exchange (FTSE) indeks ekuitas global Indonesia dalam kelompok jumbo atau large cap. Bagaimana perkiraan stoknya?
FTSE Russell telah merevisi orang-orang di FTSE Global Equity Index dalam tinjauan setengah tahunannya untuk September 2024. Dari kelompok besar, saham BRIS dan BREN masuk dalam daftar terhormat.
Bursa saham BRIS dan BREN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT H.M. Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang saat ini berada di sektor sentral.
Chief Investment Officer Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan masuknya BRIS dan BREN ke dalam cap group FTSE Global Equity Indonesia membawa sentimen positif.
Tercatat, harga saham BRIS menguat 3,05% pada perdagangan pekan ini, Jumat (23/8/2024) ke level Rp 2.700. Sementara harga saham BREN naik 0,8% pada akhir perdagangan pekan ini hingga mencapai level Rp 9.450.
Menurutnya, BRIS juga berpotensi memperkuatnya.
“Saham BRIS didorong oleh kemungkinan berkembangnya bisnis syariah dengan besarnya jumlah umat Islam di Indonesia,” kata Nafan dalam Bisnis, Sabtu (24/8/2024).
Selain itu BRIS mempunyai potensi besar untuk meningkatkan pasar. Saat ini kapitalisasi pasar BRIS mencapai Rp 124,55 triliun.
“BRIS juga terpacu dengan hasil kinerja keuangan baik top maupun bottom yang menunjukkan perkembangan perkembangan pada semester I/2024,” kata Nafan.
Sementara itu, BREN terdorong oleh komitmennya untuk meningkatkan kelas bagi investor untuk mengoleksi saham.
Ada juga janji perbaikan tata kelola perusahaan, kata Nafan.
Nafan merekomendasikan pembelian kumulatif BRIS sebesar Rp 3.000. Kemudian, saham BREN direkomendasikan untuk ditahan. Menurut Nafan, saham BREN sudah lama keluar dari pola segitiga kecil sehingga memiliki target harga Rp 10.200.
***
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembacanya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA