Bisnis.com, Jakarta – Pergerakan Indeks Saham Gabungan (IHSG) masih akan dipengaruhi oleh keputusan cerdas Bank Sentral AS (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 5,25% – 5,5% pada pembukaan federal. Rapat Komite Pasar (FOMC) pada Rabu (6/12/2024) di AS.

Sementara pada perdagangan akhir pekan Jumat (14/6), Indeks Parkir IHSG turun 1,42% atau 96,73 poin ke 6.734,83. Level IHSG tersebut merupakan yang terendah sepanjang tahun ini, dan secara year-to-date (ytd) IHSG turun 7,40%.

Lisa Camelia Suryanata, Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Indonesia, mengatakan yang terjadi pada IHSG saat ini adalah AS-centric, terutama kebijakan moneter The Fed yang masih dominan. 

Tak hanya itu, menurutnya, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar saham Indonesia semakin kehilangan daya tariknya di mata investor asing, tercermin dari penjualan bersih pasar saham sebesar Rp 8,56 triliun. Mulai Jumat (14/6).

“Apa yang terjadi di dunia keuangan saat ini, termasuk IHSG di Indonesia, sepenuhnya bersifat AS-centric. Investor asing sudah tidak mau lagi berinvestasi di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia,” kata Lisa, Sabtu (15/06/2024). dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Indonesia Investment Education.

Sementara itu, data inflasi AS yang dirilis pada hari Rabu memastikan kemajuan menuju target inflasi 2%. Indeks harga konsumen inti tidak termasuk makanan dan energi naik 0,2% di bulan Mei dan 3,4% dari tahun sebelumnya. Namun, The Fed masih membutuhkan lebih banyak bukti sebelum memangkas suku bunga.

Para pejabat The Fed kini telah mengindikasikan bahwa mereka akan memangkas suku bunga hanya sekali pada tahun ini, turun dari perkiraan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada bulan Maret. Di sisi lain, The Fed memperkirakan akan memangkas suku bunga sebanyak empat kali pada tahun 2025.

Grafik titik The Fed menaikkan perkiraan rata-rata suku bunga pada akhir tahun 2024 menjadi 5,13%, sedangkan perkiraan rata-rata pada akhir tahun 2025 juga naik menjadi 4,13%. 

Lisa mengatakan jika The Fed tidak menurunkan suku bunganya pada September 2024, maka akan sulit untuk memangkas suku bunga pada kuartal keempat tahun 2024, karena belanja publik AS akan meningkat menjelang Natal dan pemilu AS.

Di sisi lain, Lead Community and Retail Analyst Indo Premier Securitas, Angga Septianus, mengatakan dari dalam negeri, IHSG Bank Indonesia akan dipengaruhi oleh sentimen suku bunga atau BI rate yang akan diumumkan Kamis (20) pekan depan. / 6/2024). 

BI rate dinilai pelaku pasar sebagai peluang kenaikan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang melemah ke Rp 16.412 pada Jumat (14/6). Meski demikian, Angga memperkirakan suku bunga BI untuk sementara akan tetap di angka 6,25%. Ia menyarankan investor untuk memperhatikan perkembangan geopolitik global yang mempengaruhi IHSG.

“IHSG bergerak menuju support 6.640 hingga 6.700, kemungkinan menyentuh level tersebut dengan aksi jual pada Jumat [14/6], dengan kenaikan terdekat di kisaran 6.800 hingga 6.900,” kata Angga kepada Bisnis.

Namun, menurut Angga, dengan kondisi pasar saat ini yang bergejolak, maka tidak ada saham menarik yang direkomendasikan untuk diperdagangkan pada pekan depan. Selain investasi, investor disarankan untuk mencicil saham bank, yang dapat dipertimbangkan untuk jangka panjang dari segi penilaian dan kinerja.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel