Bisnis.com, Jakarta – Nilai dolar AS diperkirakan melemah seiring Bank Sentral AS (The Fed) yang mulai menurunkan biaya pinjaman atau kredit serta adanya tanda-tanda optimisme di bidang lain.

Melansir Bloomberg, Rabu (18/9/2024), Sofia Drosos, ahli strategi dan ekonom di Point72 Asset Management, mengatakan prospek penurunan suku bunga di AS telah membebani dolar yang mengalami kinerja bulanan terburuk di Agustus. . . . 

Di sisi lain, semua mata uang utama akan mendapatkan keuntungan dari pelemahan dolar AS. Dross mengatakan euro dan real Brasil diproyeksikan menjadi dua mata uang yang paling diuntungkan dari koreksi dolar AS.

“Ini adalah awal dari tren pelemahan dolar yang baru. Ketika The Fed mulai melakukan pemotongan dan bank sentral lainnya mulai melakukan pemotongan, kita akan melihat prospek pertumbuhan global yang lebih kuat,” jelas Dross seperti dikutip Bloomberg.

Komentar Drosos memperlebar kesenjangan antara para ahli strategi mengenai arah dolar AS. Beberapa pihak memperkirakan dolar akan tetap kuat karena lesunya perekonomian global yang memaksa bank sentral menurunkan suku bunga untuk memperlambat pertumbuhan domestik. 

Drosos mengatakan Bank Sentral Eropa akan menurunkan suku bunga lebih lambat dari perkiraan pasar, sehingga akan menguntungkan euro. Sementara itu, di Brazil, para pembuat kebijakan diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga pada hari Rabu, sehingga meningkatkan harga riil, yang menurut Drosos terlihat murah setelah aksi jual tahun ini. 

Di sisi lain, prospek peso Meksiko menjadi rumit di tengah perombakan sistem hukum secara menyeluruh.

Sementara itu, para pelaku pasar sedang memperdebatkan apakah The Fed akan memulai pelonggaran moneter dengan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin atau melakukan pemotongan lebih besar setelah data penjualan ritel meningkat tajam pada bulan Agustus, yang menunjukkan ketahanan konsumen AS. 

Drosos memperkirakan bahwa The Fed akan memilih untuk mengambil langkah-langkah yang lebih kecil, yang akan menimbulkan reaksi spontan karena banyak investor mengharapkan langkah-langkah yang lebih besar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel