Bisnis.com, JAKARTA — Produsen unggas seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) mencatatkan pertumbuhan pesat pada paruh pertama tahun 2024.
Berdasarkan laporan keuangan, JPFA mencatatkan pertumbuhan pesat sebesar 1,704,54% year-on-year (y/y) menjadi Rp 1,47 triliun pada semester pertama tahun 2024.
Pertumbuhan laba JPFA ditopang oleh penjualan bersih yang naik 14,45% y-o-y menjadi Rp 27,64 triliun pada H1/2024.
CPIN mencatatkan kenaikan laba sebesar 28,22% year-on-year menjadi Rp 1,76 triliun pada semester I 2024. Pertumbuhan laba CPIN dibarengi dengan penjualan bersih yang naik 6,7% YoY menjadi Rp 32,96 triliun.
Tim peneliti Samuel Securitas mencatat, pada paruh pertama tahun 2024, sektor perunggasan menunjukkan pertumbuhan positif didorong oleh kenaikan harga ayam hidup dan pengendalian benih ayam (DOC) untuk program pemusnahan sukarela.
Sementara itu, pada paruh kedua tahun ini, banyak permasalahan yang dihadapi para pemasok unggas.
“Kami mengantisipasi paruh kedua tahun 2024 dapat menjadi tantangan yang lebih besar bagi sektor perunggasan,” tulis Samuel Securitas Research Group sebelumnya (30/8/2024).
Pada bulan Juli dan Agustus, karena musim, akan terjadi tekanan terhadap harga ayam hidup.
Selain itu, terdapat potensi dampak fenomena La Niña yang diperkirakan terjadi pada tahun 2024 yang dapat mempengaruhi profitabilitas, tulis Samuel Securitas, tim peneliti.
Meski demikian, tim peneliti Samuel Securitas optimistis dengan masa depan sektor perunggasan, dengan Japfa alias JPFA sebagai pilihan utama mereka. Sentimen positifnya adalah penurunan harga dan upaya menjaga harga ayam hidup di atas biaya produksi, serta pengurangan impor stok besar (GPS) atau benih ayam induk mulai tahun 2024.
Namun risikonya tetap ada, terutama jika permintaan tidak sesuai ekspektasi atau terjadi kenaikan harga bahan baku.
Samuel Securitas merekomendasikan Beli JPFA dengan target harga Rp 1.790. CPIN kemudian direkomendasikan untuk membeli dengan target harga Rp 5.500.
Sebelumnya, Analis Investasi Senior Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan kinerja keuangan dan pangsa pemasok unggas ke depan, didorong oleh katalis positif, akan tetap menjanjikan.
“Ada kebijakan baru pemerintah, kebijakan makan siang gratis, yang berjalan dengan baik karena permintaan terhadap makanan utuh semakin meningkat, termasuk dukungan bagi produsen unggas,” kata Nafan.
Nafan merekomendasikan beli CPIN dengan target harga Rp 6100. JPFA kemudian merekomendasikan Hold dengan target harga Rp 1.695.
Pada perdagangan pekan lalu, Jumat (30/8/2024), JPFA mencatatkan penurunan harga saham sebesar 1,24% menjadi Rp 1.595 per saham. CPIN kemudian mencatatkan penurunan 1,82% menjadi Rp 4.860 pada akhir perdagangan pekan lalu.
———
Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi yang diambil oleh pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel