Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja saham-saham emiten perbankan seperti BBRI, BBNI, BMRI, dan BBCA dinilai berpotensi konsisten dengan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang memangkas suku bunga. Kecepatan.

Menurut perkiraan sebagian besar analis, pejabat Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan minggu depan.

Melansir RTI Business, harga saham BBRI naik 2,42% menjadi Rp 5.300 pada penutupan perdagangan Jumat (13/09/2024). Dalam sepekan, harga saham BBRI naik 1,44%. Sedangkan pada tahun berjalan (ytd/yy) harga saham BBRI sudah terkoreksi 7,42%.

Setelahnya, harga saham BBNI naik 0,45% menjadi Rp 5.625. Selama sepekan, harga saham BBNI terkoreksi 0,44%. Namun total harga saham BBNI meningkat 4,65%.

Sebaliknya, harga saham BMRI turun 0,34% menjadi Rp7.275 pada perdagangan Jumat (13/09/2024). Dalam sepekan, harga saham naik 0,34% dan harga saham BMRI YTD naik 20,25%.

Sementara harga saham BBCA masih parkir di zona merah sebesar 0,48% menjadi Rp 10.425 pada perdagangan Jumat (13/9/2024). Sementara harga saham BBCA selama sepekan naik 1,21% dan naik 10,90% pada tahun lalu.

Analis BCA Securities Achmad Yaki mengatakan prospek saham perbankan masih tergolong baik seiring dengan keputusan The Fed yang memangkas suku bunga pada pekan depan, tepatnya 19 September 2024.

Menurut dia, mahalnya likuiditas terutama disebabkan oleh tingginya suku bunga sehingga penurunan suku bunga berpotensi positif bagi perbankan yang terbantu oleh menguatnya rupee.

Ujarnya kepada Bisnis, Jumat (13/09/2024).

Dia mengatakan 4 bank besar, BBCA BBRI BBNI dan BMRI masih menarik, meski September terjadi koreksi besar, akan menarik untuk terus membeli akumulasi.

Dari sisi rekomendasi, Jaki mengeluarkan rekomendasi beli BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI dengan target harga berbeda, masing-masing Rp 10.800; Rp6.075; 5.650 dan 7.650 dan seterusnya.

Selain itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Kaer mengatakan prospek penurunan suku bunga pada semester II/2024 menjadi sentimen positif bagi perbankan pada semester II, dimana bank dengan suku bunga rendah bisa kuat dalam menyalurkan kredit.

“Selain itu, suku bunga yang rendah dapat meningkatkan kualitas kredit perbankan,” ujarnya, Jumat (14/9/2024) di Bidang Bisnis.

Seperti diketahui, Federal Reserve atau The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebanyak 3 kali di sisa tahun 2024.

Laporan Economist Intelligence yang dikutip Kamis (12/09/2024) menyebutkan kuatnya kinerja perekonomian AS dan relatif stabilnya inflasi menyebabkan tertundanya suku bunga pertama The Fed.

Namun, dengan pertumbuhan AS yang melambat dan indikator pasar tenaga kerja menurun, The Fed diperkirakan akan segera menurunkan suku bunganya. Laporan tersebut memperkirakan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan September.

Diperkirakan akan ada dua kali penurunan suku bunga lagi. Oleh karena itu, seluruh penurunan suku bunga diperkirakan akan terjadi tiga kali antara September dan Desember 2024.

“Kami memperkirakan The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada pertemuan September, diikuti oleh dua pemotongan lagi sebelum akhir tahun 2024 dengan total 75 basis poin,” kata laporan itu.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan semua pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel