Bisnis.com, JAKARTA — Peluang peningkatan kinerja PT Astra International Tbk. (ASII) dinilai masih akan buka hingga akhir tahun ini seiring dengan sinyal penurunan suku bunga The Fed dan BI rate.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan tingginya suku bunga memang menjadi kendala Astra tahun ini. Dari sisi saham, ASII mencatatkan penurunan harga saham secara year-to-date (ytd/ytd) sebesar 9,73% menjadi Rp 5.125 pada sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (20/8/2024).
Dari sisi hasil keuangan, pada semester I/2024 ASII mencatatkan penurunan laba bersih dan omzet. Tercatat laba bersih ASII turun 9,12% year-on-year (y-o-y) menjadi Rp 15,85 triliun pada Semester I/2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 17,44 triliun.
Pendapatan ASII pun turun 1,49% menjadi Rp159,96 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp162,39 triliun.
Selanjutnya, menurut dia, kinerja ASII pada semester kedua tahun ini juga akan ditentukan oleh suku bunga. Padahal, dari sisi menunjang permintaan kendaraan, khususnya kredit mobil, sangat ditentukan oleh kebijakan bank sentral yang melakukan relaksasi, kata Nafan kepada Bisnis, Selasa (20/8/2024).
Seperti diketahui, bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, masih mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25%-5,5%, dan sudah mengindikasikan akan memangkas suku bunga pada September 2024. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) ) ) juga memiliki tingkat rujukan 6,25%.
Sedangkan menurut Nafan, penurunan suku bunga The Fed selanjutnya akan diikuti oleh Bank Indonesia. Kemudian, hal ini juga akan berdampak pada peningkatan permintaan kredit khususnya industri otomotif dalam jangka panjang. Tahun ini kinerja keuangan ASII cukup lemah, laba menurun, tahun depan akan terjadi peningkatan basis ASII, kata dia. Nafan. .
Ia merekomendasikan holding ASII dengan target harga Rp 5.075 per saham. saham.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda juga memperkirakan ke depan, produsen mobil seperti ASII masih berpeluang meningkatkan kinerjanya hingga akhir tahun 2024, ketika salah satu emosi pendorongnya adalah potensi penurunan suku bunga The Fed dan penurunan BI Rate.
“Apalagi produsen mobil punya strategi bisnis baru untuk pemulihan segmen usahanya,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (19/8/2024).
Kiwoom Securities merekomendasikan perdagangan beli ASII dengan target harga Rp 5.150 hingga Rp 5.250 per saham.
Penjualan ASI
Di tengah iklim suku bunga tinggi, penjualan mobil PT Toyota Astra Motor (TAM) yang dibayangi PT Astra International Tbk. (ASII) lesu sepanjang semester I/2024.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan ritel Toyota mencapai 23.987 unit pada Juni 2024, turun 8,06% dari 26.092 unit dibandingkan Juni 2023.
Sedangkan penjualan ritel Toyota sepanjang semester I/2024 mencapai 140.608 unit dengan pangsa pasar 32,5%. Kinerja penjualan ini turun 10,34% dari 156.830 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy, juga berharap pasar mobil akan pulih pada paruh kedua tahun 2024, seiring dengan potensi penurunan suku bunga dari bank sentral.
“Mudah-mudahan wacana ini [terkait penurunan suku bunga] bisa terwujud karena dampaknya bisa cukup luas, khususnya di pasar mobil,” kata Anton kepada Bisnis beberapa waktu lalu (6/8/2024).
Menurut dia, tren suku bunga tinggi akan menggerus daya beli masyarakat karena kredit mobil semakin mahal dengan angsuran yang tinggi. Ke depan, jika suku bunga acuan turun, pasar mobil diperkirakan akan pulih.
“Ibarat teman-teman di bidang keuangan, kami bisa memberikan keleluasaan dalam memberikan kredit termasuk kredit dengan bunga rendah sehingga memudahkan pengguna dalam mengakses kepemilikan kendaraan,” jelasnya.
__________
Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel