Bisnis.com, JAKARTA – Ramalan para ekonom akurat dan memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh 5% pada kuartal III-2024. Angka tersebut, lebih rendah dibandingkan realisasi kuartal II-2024 yang sebesar 5,05%, merangkum capaian perekonomian tersebut. zaman itu. Kepemimpinan Jokowi yang resmi berakhir pada 20 Oktober 2024.

Konsensus Ekonom Bloomberg menyatakan bahwa di antara 32 ekonom, perkiraan median pertumbuhan ekonomi adalah 5%. Sedangkan proyeksi tertingginya 5,13% menurut Ekonom PT Danareksa Sekuritas Helmy Kristanto.

Perkiraan terendah disajikan oleh ekonom Pantheon Macroeconomics Ltd Miguel Chanco dan berjumlah 4,8% secara tahunan, yaitu tahun ke tahun (y/y).

Ekonom di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang memperkirakan produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh sebesar 5% (y/y) pada kuartal ketiga tahun 2024.

Sedangkan secara triwulanan, pada triwulan II tahun 2024 hanya meningkat sebesar 1,56%, jauh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,79% pada triwulan I tahun 2024.

Lemahnya perekonomian Indonesia bermula dari tidak adanya momen-momen menggembirakan, seperti hari raya keagamaan nasional (HBKN), pada kuartal pertama dan kedua tahun ini. Dampaknya, konsumsi masyarakat berpotensi menurun.

Di sisi lain, perlambatan dinamika investasi pada triwulan III tahun 2024 akan berdampak pada kontribusi terhadap pertumbuhan PDB.

“Pertumbuhan terhambat karena konsumsi dan PMTB. Tidak ada lagi hari libur besar, tapi tahun ajaran baru mulai daya beli sedikit menurun,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (11/4/2024).

Begitu pula dengan Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede juga menyatakan PMTB secara keseluruhan lebih lambat dibandingkan tahun lalu.

Akibatnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2024 diperkirakan melambat menjadi 5,02% (y/y). Josua masih meyakini pendorong utama pertumbuhan adalah konsumsi rumah tangga yang diperkirakan tumbuh 5,03% (y/y), atau lebih tinggi 0,1% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Sebelumnya, pada triwulan II tahun 2024, Badan Pusat Statistik mencatat kenaikan terbesar berdasarkan kelompok pengeluaran terjadi pada penggunaan LNPRT sebesar 9,98%, impor meningkat 8,57% dan ekspor sebesar 8,28%.

Selain itu, Josua mengatakan belanja pemerintah diperkirakan tumbuh sebesar 4,13% (y/y), jauh lebih tinggi dibandingkan 1,42% pada Q2 2024 dan -3,93% pada Q3 2023.

“Peningkatan laju belanja pemerintah ditunjukkan oleh peningkatan belanja barang dan belanja pegawai,” ujarnya.

Sementara itu, kinerja ekspor yang diperkirakan meningkat sebesar 9,38% (y/y) akan dipengaruhi oleh volume ekspor yang tetap konstan, sedangkan volume impor juga cenderung meningkat didorong oleh impor barang modal dan bahan baku yang sejalan. dengan ketahanan ekonomi, perekonomian nasional.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis PDB Indonesia akan terus tumbuh di atas 5%, sejalan dengan tren yang terlihat pada kuartal I dan II tahun 2024.

Seiring dengan terus berlanjutnya perkembangan positif konsumsi rumah tangga, khususnya di kalangan kelas menengah atas, hal ini diyakini akan mendukung aktivitas manufaktur dan komersial. Apalagi dengan dilaksanakannya program atau proyek strategis nasional yang dipercepat yaitu PSN, maka pelaksanaan investasi juga terus meningkat.

“Perekonomian dalam negeri kita diperkirakan tumbuh lebih dari 5% pada kuartal III,” ujarnya, Jumat (18/10/2024) dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di kantor Bank Indonesia.

Meski masih di atas 5%, namun realisasi pertumbuhan ekonomi riil belum mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (MPJMN) 2020-2024 yaitu sebesar 5,6-6,2%. 

Pada triwulan II tahun 2021 saja, perekonomian Indonesia mampu tumbuh sebesar 7,07%, namun pertumbuhan tahunannya hanya mencapai 3,69%. Pertumbuhan yang mencapai 7% ini juga dipengaruhi oleh low base effect dari tahun sebelumnya, saat wabah Covid-19 masih merajalela.

Pada hari ini, Selasa (5/11/2024) pukul 11.00 WIB, BPS akan mempublikasikan data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III tahun 2024. Selain data PDB, BPS juga akan menyajikan data kondisi ketenagakerjaan di Indonesia. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel