Bisnis.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan beberapa bank asing masih mempertimbangkan untuk memasuki bisnis perbankan Indonesia. Klarifikasi ini menjawab pertanyaan mengenai kemampuan asing untuk kembali masuk ke industri keuangan Indonesia di tengah rumor penjualan PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) dari pemegang saham pengendali. 

Dian Adiyana Rae, Direktur Utama Pengawasan Perbankan OJK, mengatakan bank asing masih menghitung kekuatannya untuk masuk ke perbankan Tanah Air, terutama dari sisi regulasi.

“Beberapa bank asing masih mempertimbangkan untuk masuk atau memperluas operasinya di Indonesia, namun juga mempertimbangkan tantangan yang ada seperti regulasi kehati-hatian dan persaingan antimonopoli,” ujarnya dalam balasan tertulis, Kamis (14/11/2024).

Ia mencontohkan, industri perbankan Indonesia masih menarik, terutama karena pangsa pasarnya yang besar dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa dan kebutuhan akan jasa keuangan yang semakin meningkat.

Meski demikian, Dian menilai tingkat penetrasi jasa keuangan nasional masih tergolong rendah dibandingkan negara tetangga sehingga memberikan ruang bagi investor asing untuk mengembangkan berbagai produk perbankan.

Ia yakin ekosistem investasi di negara ini baik, didukung oleh kebijakan yang fokus pada inklusi keuangan dan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan.

Perkembangan teknologi dan tren digitalisasi dinilai menarik bagi industri perbankan dalam negeri oleh investor asing, khususnya untuk inovasi layanan perbankan digital.

“Dengan peluang dan tantangan tersebut, sektor perbankan Indonesia tetap menjadi salah satu sektor yang paling menjanjikan bagi investor asing,” tutupnya.

Kondisi bisnis di Indonesia menurut bank asing

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah atas nama pemain, Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) mengungkap keadaan persaingan perbankan asing di Tanah Air, ketika bank-bank lokal, khususnya BUMN, mendominasi pasar alias pangsa pasar.

Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia, menjelaskan lanskap perbankan nasional membuat anak perusahaan bank asing harus memaksimalkan perannya dalam memfasilitasi investasi di kancah global.

“Kami melihat lanskap perbankan menjadi lebih kolaboratif,” ujarnya menjawab pertanyaan dunia usaha usai memaparkan kinerja kuartal III 2024 di Jakarta, Rabu (13/11/2024). peran.” ,

Sementara data OJK mencatat laba bersih bank umum mencapai Rp 171,03 triliun pada Agustus 2024, meningkat 6,42% year-on-year (YoY) dari Rp 160,7 triliun.

Berdasarkan Statistik Perbankan (SPI) OJK-Indonesia terkini, laba Kantor Cabang Bank Asing (KCLBN) mencapai Rp 9,81 triliun pada Agustus 2024, meningkat signifikan dibandingkan Rp 7,71 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Meskipun mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 27,17% year-on-year atau tertinggi dibandingkan kelompok lain, bank asing hanya menyumbang 5,73% dari total laba perbankan nasional pada Agustus 2024.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel