Bisnis.com, PURWAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendirikan Indonesia Manufacturing Center (IMC) yang bertujuan untuk mewujudkan kemandirian industri peralatan rumah tangga. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan IMC juga merupakan upaya untuk meningkatkan daya saing dan produksi produk mesin industri yang sebagian besar masih impor, serta mendorong lebih banyak penggunaan produk dalam negeri (P3DN). 

“IMC dapat berperan dalam program pembuatan peralatan mesin [3M] melalui kolaborasi pentaspiral antara pemerintah, industri, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan masyarakat atau komunitas,” kata Agus saat membuka gedung IMC di Purwakarta, Senin (14). /10/2024). 

IMC juga akan menjadi pusat pengembangan dan penerapan teknologi industri yang dilengkapi dengan infrastruktur, kelembagaan, sumber daya manusia, peralatan dan perlengkapan, serta sistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk industri manufaktur. 

Ia sadar, perkembangan dunia usaha nasional saat ini menghadapi kendala dan tantangan yang besar.  Dengan adanya IMC, industri dalam negeri diharapkan mampu mengoptimalkan kemampuan industri suku cadang dalam negeri. 

Sedangkan pembangunan IMC akan berlangsung dalam periode multiyears mulai tahun 2022 hingga 2024. Tahapan pembangunan IMC akan dimulai dengan breakdown pada tanggal 5 Desember 2022, kemudian berakhir pada tanggal 18 September 2023, dan diumumkan selesai 100% pada bulan Agustus. 16, 2024. . 

Pada tahap pertama, IMC akan dibangun di atas lahan seluas 23.190 m2. Gedung IMC terdiri dari gedung induk enam lantai, bengkel/teaching factory tiga lantai dengan asrama 14 kamar berkapasitas 42 orang, mushola, ruang pelayanan, ruang sampah dan TPS. 

Pencapaian tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 70,41% dengan banyak menggunakan bahan dan tenaga kerja lokal. Gedung IMC juga didesain ramah lingkungan, dengan gedung induk IMC yang bersertifikat Induk Bangunan (BGH).

Kemenperin juga merencanakan pembangunan IMC tahap kedua, dimana akan dibangun enam pabrik percontohan dalam rangka pengembangan IMC dan pemanfaatan sebaik-baiknya aset lahan Kemenperin. bersebelahan dengan gedung IMC dengan luas. sekitar 9 hektar. 

Selain itu, Business Services Policy Status Group Head Andy Rizaldi mengatakan, pangsa impor barang modal industri masih sebesar 70%, sedangkan impor bahan baku/penolong mencapai 20% dan barang konsumsi sebesar 10%. 

“Kami ingin memindahkannya secara perlahan selama bertahun-tahun. Jadi ke depan target kami adalah mengurangi porsi impor barang modal sebesar 70%,” ujarnya. 

Sebagai referensi, impor barang manufaktur meningkat secara bulanan (mtm) dan tahunan (y/y), masing-masing meningkat sebesar 21,21% dan 2,04%. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor barang modal turun tipis 0,01% menjadi US$22,45 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Barang-barang yang menyumbang peningkatan impor berasal dari mesin/peralatan mekanik dan bagiannya (HS 84), mesin/peralatan listrik dan bagiannya (HS 85) serta kendaraan dan bagiannya (87). 

Misalnya, produk HS bernilai penuh 84295200 (sekop mekanis, ekskavator, mesin superstruktur putar 360o) merupakan pendorong impor senilai US$104,9 juta. 

Produk lain yang mengalami peningkatan impor yang signifikan pada bulan Juli 2024 adalah dari HS 84792010 (peralatan yang digerakkan secara listrik untuk mengekstraksi/menyiapkan lemak atau minyak nabati hewani/tidak mudah menguap) senilai US$30,8 juta menjadi 47,8 juta dollar AS. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel