Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumumkan telah mencairkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp 9,8 triliun per 13 Juni 2024.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Juna mengatakan alokasi tersebut mencakup pembiayaan 80.950 unit rumah.
“Hingga 13 Juni 2024, KPR Sejahtera FLPP telah berhasil menyalurkan sebanyak 80.950 unit atau 48,77% dari total target sebanyak 166.000 unit. Jumlah dana FLPP yang disalurkan meningkat dari total Rp9,8 triliun menjadi Rp21 triliun pada 2024,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (20/6/2024).
Herry mengakui, pihaknya telah mengajukan permintaan penambahan anggaran FLPP dari semula 166.000 menjadi 220.000 unit pada tahun anggaran 2024.
Permohonan diajukan melalui surat Menteri PUPR kepada Menteri Keuangan KU0102-Mn/138 tanggal 27 Februari 2024.
Namun sejauh ini belum ada tanggapan dari Kementerian Keuangan. Oleh karena itu, berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan, target FLPP pada tahun 2024 tetap sebesar 166.000 unit.
“Sampai saat ini belum ada respon dari Kementerian Keuangan atas permintaan tambahan anggaran FLPP tahun anggaran 2024. Oleh karena itu, menunggu persetujuan Menteri Keuangan, target FLPP tahun 2024 tetap sebesar 166.000 unit,” dia menyimpulkan.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Joko Suranto mengaku telah menyurati Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono terkait rencana penambahan kuota FLPP pada tahun 2024 mendatang.
Joko menjelaskan, upaya tersebut dilakukan karena adanya kekhawatiran kuota FLPP sebanyak 166.000 unit pada tahun 2024 tidak memenuhi kebutuhan program pembiayaan perumahan bersubsidi pada tahun ini.
“Karena pencalonan kami masuk Kementerian PUPR, kami kirimkan surat [usulan penambahan kuota FLPP]. Suratnya kami kirimkan paling lambat tanggal 14 Mei 2024,” kata Joko kepada Bisnis.
REI menjelaskan, rata-rata serapan FLPP mencapai 22.000 unit per bulan. Artinya, posisi tersebut diperkirakan akan kosong pada September 2024 jika pemerintah tidak segera menambah kuota FLPP.
Sementara itu, Joko mengatakan jika pemerintah tidak merealisasikan kenaikan kuota FLPP, maka akan menimbulkan ketidakpastian di pasar properti dalam negeri.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel