Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 34 perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana dan IPO pada tahun ini. Dampak terbesar dari seluruh efek baru yang tercatat di BEI pada tahun ini adalah penurunan sebesar 78,14%.

Berdasarkan data BEI, terdapat 34 perusahaan yang terdaftar di BEI per 4 Oktober 2024. “Dapatkan Rp 5,15 triliun,” kata Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna dalam catatannya, Jumat (4/10/2024).

Sementara itu, hingga saat ini terdapat 30 perusahaan yang akan IPO, 14 di antaranya memiliki aset besar atau lebih dari 250 miliar dolar AS.

Kemudian 14 kelompok lainnya berasal dari kalangan menengah, antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Apalagi, dua perusahaan yang akan IPO adalah perusahaan kecil atau perusahaan yang modalnya kurang dari 50 miliar dolar AS.

Berdasarkan data BEI, saat ini tercatat ada 34 emiten yang tercatat di bursa, empat emiten di papan utama, 27 emiten di papan pengembangan, dan tiga emiten di papan akselerasi.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, 22 emiten IPO tahun ini disebabkan oleh penurunan saham. PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk. Misalnya, emiten Bursa Efek (MPIX) dengan harga IPO Rp 268 pada Februari 2024 berkinerja buruk.

Pada perdagangan Jumat (10/4/2024) hari ini, harga saham MPIX menembus Rp 73. Saham MPIX turun 78,14% dibandingkan harga penutupan hari pertama bursa.

PT Indo Seafoods Amerika Tbk. (ISEA) terdaftar di Bursa pada Juli 2024 dan harga IPO ditetapkan Rp 250. Padahal harga saham ISEA kini sudah mencapai level Rp 79. Saham ISEA turun 74,68%.

PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. ( CGAS ) saham mencapai rekor penurunan 71,8% dalam perdagangan setelah jam kerja. Harga saham CGAS kini Rp 119. Bahkan, CGAS mematok harga IPO di Rp 338 per saham.

Dan di PT Bersama Puncak Tbk. (BAIK) atau Ayam Goreng Nelongso turun 68,57% sejak 15/2/2024 di bursa. Sebelumnya BAIK menawarkan harga IPO, namun kini harga saham BAIK berada di Rp 66. Rp 278 per saham.

Berikutnya adalah PT Xolare RCR Energy Tbk. (SOLA) menurunkan kepemilikannya sebesar 66,22% dan PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk. (ATLA) PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk turun 62,96%. (SMLE) turun 58,47% di bursa.

Miftahul Haer, Analis Kivum Sekuritas Indonesia, mengatakan meski saham IPO secara umum memiliki karakteristik fundamental, namun hal itu masih belum cukup. Selain itu, saham-saham IPO di media cenderung lebih fluktuatif dibandingkan stabil, kata Bisnis.

Meski begitu, beberapa perusahaan yang baru go public tahun ini masih berjalan baik. PT Remala Abadi Tbk. Misalnya, saham IPO (DATA) Mei 2024 yang naik 157,94% selama periode perdagangan. Pada perdagangan hari ini, harga saham perusahaan DATA meningkat menjadi 650 USD. DATA sendiri mematok harga IPO di Rp 188 per saham.

Kemudian harga saham Asia PT Multikarya Pasifik Raya Tbk. (MKAP) melonjak 121,94% dan PT Satu Visi Putra Tbk. (LIHAT) Naik 77,78% di bursa.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA