Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN konstruksi PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp6,35 triliun hingga April 2024. Dari jumlah tersebut, nilai kontrak proyek Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) mencapai Rp2,39 triliun.

Berdasarkan laporan pemaparan perseroan pada Selasa April 2024, nilai kontrak baru tersebut meningkat 44,65% dibandingkan periode April 2023 yang meraup Rp4,39 triliun.

Pada kontrak baru PTPP hingga April 2024, segmen konstruksi menyumbang 47%, jalan dan jembatan 45%, pelabuhan 5% dan lain-lain 2%.

Pada saat yang sama, pemerintah tetap menjadi pemberi kerja utama perusahaan, mencapai 57% dari total nilai kontrak baru. Badan usaha milik negara menyumbang 24% dan swasta menyumbang 18% pada posisi ini.

Hingga April 2024, total nilai kontrak baru sebesar Rp 2,39 triliun berasal dari proyek IKN Nusantara. Proyek Kantor Wing 2 PUPR mempunyai nilai kontrak terbesar sebesar 815,5 miliar USD, disusul 746,6 miliar USD.

Direktur Operasional Prasarana Yul Ari Pramuraharjo mengatakan IKN masih memiliki sejumlah proyek yang sedang dikembangkan dengan target selesai sebelum 17 Agustus 2024.

“Pusat Pemerintahan Area 1-2 sudah selesai dan Bandara VVIP, Tol 3B, Poros Nasional Barat, Jalan Masuk Candi dan Tol 6C harus selesai. Semua sebelum 17 Agustus 2024 harus selesai,” ujarnya beberapa waktu lalu. .

Sebaliknya, nilai kontrak di luar proyek IKN mencapai Rp3,96 triliun. Proyek yang sedang berjalan antara lain Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 3 senilai US$622,43 miliar dan IT hub BRI Ragunan Lot 1 senilai US$465,76 miliar.

Perkembangan terkini, PTPP baru saja meresmikan proyek Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) di Pekanbaru, Riau.

Proyek tersebut meliputi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) seluas 1,57 hektar dengan kapasitas 8.100 m3/ dan nilai kontrak sebesar USD 193,5 miliar. Proyek ini dibiayai oleh Bank Pembangunan Asia.

________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA