Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menawarkan sukuk ijarah dan obligasi dengan target total Rp 2 triliun. Sebagian besar dana yang diperoleh dari surat utang tersebut akan digunakan untuk membiayai kembali obligasi yang jatuh tempo. 

Berdasarkan prospektus yang dimuat Harian Bisnis Indonesia pada Kamis (14/11/2024), KAI menawarkan obligasi berkelanjutan sukuk ijarah KAI Tahap II tahun 2024 sebanyak-banyaknya Rp500 miliar dan obligasi berkelanjutan KAI Tahap I II tahun 2024 sebesar Rp Rp. 1,5 miliar 

Penawaran umum tersebut dalam rangka penawaran umum sukuk ijarah I permanen KAI saat ini dengan nilai Rp 1 triliun pada tahun 2024 dan obligasi permanen tahap II dengan dana perwalian sebesar Rp 2 miliar.      

Berdasarkan prospektus yang dimuat Harian Bisnis Indonesia, obligasi dan sukuk ijarah tersebut ditawarkan dalam tiga seri, masing-masing berjangka waktu 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun. 

Obligasi Seri A tersebut memiliki jumlah pokok Rp437,8 miliar dengan tingkat bunga tetap 6,70% dan jangka waktu 3 tahun. Selain itu, Seri A berjangka waktu 5 tahun ditawarkan dengan bunga 7% senilai Rp 448,36 miliar. 

Terakhir, Seri C dengan jumlah pokok Rp613,84 miliar. Seri ini ditawarkan dengan tingkat bunga 7,1% dan jangka waktu 7 tahun. 

Sedangkan sukuk ijarah Seri A sebesar Rp116,54 miliar dengan angsuran tahunan sebesar Rp7,8 miliar dihitung dari sisa penghargaan ijarah Seri A atau Rp67 juta per tahun untuk setiap Rp1 miliar yang berjangka waktu 3 tahun. 

Seri B kemudian memiliki sisa premi ijarah sukuk sebesar Rp83,13 miliar per tahun dengan cicilan Rp5,61 miliar per tahun dihitung dari sisa premi ijarah Seri B atau Rp1,0 miliar per tahun dari sisa Rp70 juta per tahun. penghargaan ijarah dengan masa kerja 5 tahun. 

Untuk Seri C, sisa penghargaan ijarah sebesar Rp300,32 miliar per tahun yang dihitung dari sisa 21,32 juta angsuran penghargaan Seri C atau Rp71 juta per tahun untuk setiap Rp1 miliar. Durasi seri C adalah 7 tahun. 

Seluruh dana hasil penawaran umum obligasi ini, dikurangi biaya emisi, akan digunakan PT KAI untuk dua tujuan utama. Pertama, Rp1 triliun akan digunakan untuk refinancing sebagian Obligasi Seri B Perkeretaapian Indonesia Tahun 2017. Kedua, untuk refinancing sebagian Obligasi Seri A Perkeretaapian Indonesia II Tahun 2019.

Sedangkan untuk penawaran umum Sukuk Ijarah, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruh dana yang diperoleh akan digunakan Perseroan untuk kedua tujuan tersebut. Sebanyak Rp 400 miliar akan dialokasikan untuk refinancing sebagian Indonesia Railway Bond II Seri A 2019. 

Sisa dana Sukuk Ijarah akan digunakan untuk pengadaan infrastruktur pengembangan angkutan barang di Sumsel, antara lain penataan gedung stasiun, pembangunan jalur kereta api jalur ganda, penataan ruang di Stasiun Kramasan, serta beberapa infrastruktur pendukung. .

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel