Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan finalisasi Protokol Amandemen Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) pada minggu kedua Juli 2024.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuga mengatakan perundingan protokol amandemen IJEPA sedang dalam tahap penyisihan hukum dan finalisasi rancangan teks. Sedangkan perubahan dan penyempurnaan Protokol Amandemen IJEPA meliputi bab perdagangan barang, perdagangan jasa, perdagangan elektronik, pergerakan orang, kerjasama, kekayaan intelektual, dan pengadaan publik.

Menurut Jerry, kedua negara menargetkan penandatanganan IJEPA oleh Menteri Perdagangan RI dan Menteri Luar Negeri Jepang pada September 2024.

“Protokol Amandemen IJEPA rencananya akan diselesaikan pada minggu kedua Juli 2024, dilanjutkan dengan proses administrasi internal pemerintah,” kata Jerry dalam keterangan resmi yang dikutip, Minggu (7/7/2024).

Dijelaskannya, perjanjian bilateral IJEPA merupakan perjanjian bilateral pertama yang ditandatangani Indonesia. IJEPA pertama kali ditandatangani di Jakarta pada tanggal 20 Agustus 2007 dan dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2008.

Sedangkan total nilai perdagangan Indonesia dengan Jepang mencapai $37,3 miliar pada tahun 2023. Indonesia mencatat surplus hingga $4,2 miliar dengan Jepang. Menurut dia, surplus perdagangan dengan Jepang melonjak dibandingkan surplus sebelum pandemi Covid-19 yang hanya mencapai $341 juta.

Selain itu, nilai investasi Jepang di Indonesia mencapai $18,3 miliar pada 2019-2023, dengan sektor utama antara lain energi, otomotif, dan real estate.

“Ini membuktikan Jepang merupakan mitra perdagangan dan investasi yang penting bagi Indonesia,” ujarnya.

Kemudian perundingan Protokol Amandemen IJEPA dimulai pada tahun 2019 hingga saat ini. Jerry berharap para pelaku ekonomi dapat mengambil manfaat dari IJEPA melalui perundingan panjang yang berlangsung hingga lima tahun, karena banyak peluang akses pasar bagi kedua negara yang dapat ditingkatkan dan dikembangkan.

Jerry mengatakan Indonesia juga mendorong investasi asing di bidang energi terbarukan untuk mencapai komitmennya terhadap emisi net-zero pada tahun 2060. Oleh karena itu, menurutnya, negara dan pelaku ekonomi harus memperkuat kerja sama dan kolaborasi untuk mengatasi krisis global.

“Sektor energi di Jepang membutuhkan peluang kerja sama di bidang energi terbarukan. Salah satunya pasokan produk biomasa seperti cangkang sawit dan wood pellet dari Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan mencatat nilai ekspor cangkang sawit Indonesia ke Jepang mencapai $550,98 juta pada tahun 2023, naik 40% dibandingkan tahun 2022. Selain itu, ekspor wood pellet Indonesia ke Jepang tercatat sebesar US$10,2 juta atau meningkat 45% dibandingkan tahun 2022.

Selain sektor energi, produk pangan juga mempunyai peluang besar untuk mendapatkan pijakan di pasar Jepang. Pasalnya, hingga 60% kebutuhan pangan Jepang masih dipenuhi melalui impor.

Indonesia selalu dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam promosi makanan dan minuman terbesar di Jepang, Foodex Japan. Pada tahun 2024, holding Indonesia berhasil mencatatkan transaksi perdagangan sebesar US$10,6 juta untuk pembelian produk ubi jalar, terong, olahan unggas, makanan ringan, bumbu masak, dan bumbu masak.

Seperti diberitakan Bisnis.com, Senin (20/5/2024), pemerintah Indonesia menargetkan Protokol amandemen Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) ditandatangani oleh seluruh kepala negara sebelum Oktober 2024, yang diumumkan oleh Trade Menteri Zulkifli Hasan usai pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Parlemen Jepang, Komura Masahiro, Jumat (17 Mei 2024) di Arequipa, Peru.

Zulkifli mengatakan Indonesia mengapresiasi dukungan Jepang dalam menyelesaikan perundingan Protokol Amandemen IJEPA. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mendorong penyelesaian proses pembersihan hukum dan pembuatan teks asli Protokol dalam bahasa Indonesia dan Jepang.

“Perubahan protokol IJEPA diharapkan dapat ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Fumio Kishida sebelum Oktober 2024,” kata Zulkifli dalam siaran persnya, Minggu (19/5/2024).

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel