Bisnis.com, JAKARTA – Pimpinan pusat Muhammadiyah memutuskan untuk mengalihkan dananya dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI kepada bank lain. Lantas, bagaimana prospek dan target harga saham BSI (BRIS)?

Seperti diketahui, keputusan pengalihan dana tersebut tertuang dalam surat Pimpinan Pusat Muhammadiyah perihal konsolidasi keuangan Usaha Amal Muhammadiyah (AUM). 

Surat tertanggal 30 Mei 2024 tersebut meminta rasionalisasi dana simpanan dan pembiayaan BSI kepada bank syariah lain, seperti Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan lain-lain.

Sementara itu, berdasarkan pemberitaan RTI Business, harga saham BRIS turun 0,46% menjadi Rp 2.180 pada akhir perdagangan Jumat (6/7/2024). Sedangkan saham BRIS melemah 0,91% dalam sepekan. Sedangkan saham BRIS secara tahunan (YtD) berwarna hijau sebesar 25,29%.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai koreksi harga saham BRIS tidak terlalu terpengaruh dengan keputusan PP Muhammadiyah mengalihkan dananya dari BSI, namun secara teknis fase valuasi BRIS di grafik harian pasar saham sudah berakhir.

“Nah, jadi sebenarnya harga saham BRIS [turun] karena sudah dihargakan [mencerminkan ekspektasi investor] ketika kondisi BRIS sudah overbought, [bisa saja] investor yang mulai mengambil keuntungan [taking profit], ” katanya . untuk bekerja, Jumat (6/7/2024)

Penarikan dana Muhammadiyah juga dinilai tidak berdampak signifikan terhadap total DPK BSI sehingga kondisi likuiditas BSI masih bisa terjaga.

“Belum terlalu besar [penarikan dananya]. Jadi, BSI juga bisa mengembalikan uangnya dari DPK untuk meningkatkan ekspansi modal, ekspansi kredit yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa momentum ringkasan proyeksi ekonomi The Fed, yang mencakup kebijakan moneter The Fed di masa depan, juga penting, selain kebijakan suku bunga dana Fed.

“Sebenarnya masih ada harapan penurunan suku bunga tahun ini [diikuti] BI juga penyesuaian [BI rate]. Saya berharap bisa berdampak positif pada likuiditas perbankan,” kata Nafan.

Berdasarkan data Terminal Bloomberg, terdapat 16 saham yang masuk dalam rekomendasi saham BRIS. Mayoritas masih menilai saham BRIS menarik untuk diuangkan. 

Total ada 14 saham yang direkomendasikan beli untuk saham BRIS, hanya dua yang direkomendasikan ditahan.

Memang, mengutip riset dari perusahaan multinasional Sekuritas, pihaknya juga merekomendasikan overweight pada sektor perbankan dalam konteks kenaikan suku bunga acuan dan biaya kredit yang lebih tinggi.

“Kami menyukai BBCA dan BRIS yang mendapatkan keuntungan dari prospek pertumbuhan yang kuat, peningkatan kualitas aset, dan margin bunga bersih (NIM) yang stabil,” tulis analis Victoria Venny. Sementara itu, disarankan untuk membeli BRIS dengan target harga Rp 3.000. 

Sesuai dengan kondisi tersebut, kinerja keuangan BSI tercatat stabil dengan total aset per April 2024 sebesar Rp350,67 triliun, naik 11,94% year-on-year. Selanjutnya, posisi dana pihak ketiga sebesar Rp 293,2 triliun, naik 9,41%. Pembiayaan Me BSI juga mencapai Rp 251,58 triliun, naik 17,94% year-on-year.

“Jadi rasio posisi pendanaan perseroan [FDR] adalah 85,72%, jadi sederhana saja,” kata Sekretaris Perusahaan BSI Wisnu Sunandar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/6/2024).

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel